Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UKM) memfasilitasi lima pelaku UKM pilihan untuk melaksanakan kerja sama perdagangan antarpulau ke Sumatera Selatan (Sumsel) guna memperluas jejaring bisnis para pelaku UKM Benua Etam.
"Untuk sukses kerja sama ini perlu identifikasi isu-isu strategis, menetapkan bentuk atau model kerja sama yang tepat, dengan prinsip saling menguntungkan," kata Plt Sekda Provinsi Kaltim Riza Indra Riadi saat di konfirmasi di Samarinda, Jumat.
Sebagai informasi, sebelumnya Pemprov Kaltim juga membantu membangun business matching (B to B) bagi pelaku UKM Kaltim dengan pelaku UKM di Yogyakarta, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Jawa Timur dan lainnya pada Kamis, (2/6).
Kegiatan serupa akhirnya juga dilakukan dengan para pelaku usaha di Sumsel yang dilaksanakan di Ballroom Hotel Excelton Kota Palembang.
Riza menyebutkan kerja sama antarpemerintah dan pelaku UKM dari kedua daerah merupakan program prioritas dan strategis karena kerja sama semacam itu memiliki peran besar dalam menentukan ketahanan ekonomi.
Terutama jika melihat begitu banyaknya masalah dan kebutuhan masyarakat yang harus diatasi dengan melewati batas-batas wilayah administratif. Maka dari itu, potensi komoditi Kaltim dianggap sangat layak untuk dikerjasamakan dengan pelaku UKM di provinsi lainnya, termasuk Sumsel.
Kerja sama tersebut juga merupakan
tindak lanjut kesepakatan bersama gubernur seluruh Indonesia selaku anggota Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) terkait kerja sama perdagangan produk unggulan antardaerah.
Hal itu menjadi salah satu wujud nyata dukungan pemerintah memberikan motivasi dan pendampingan kepada pelaku UKM dalam perdagangan antarprovinsi.
"Manfaat kerja sama ini sangat riil bagi pelaku UKM kita," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Disperindagkop UKM Kaltim HM Yadi Robyan Noor mengungkapkan sedikitnya Rp18,3 miliar telah dihasilkan dari kerja sama bisnis dengan Sumsul tersebut.
"Nilai transaksi itu diperoleh dari kerja sama dagang untuk PKE atau bungkil sawit, lidi nipah, lidi sawit, handycraft dan abon ikan layur," terang Roby.
Ia menambahkan, transaksi sudah dilakukan oleh empat pelaku UKM, sementara satu pelaku UKM lainnya masih dalam tahap penjajakan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Untuk sukses kerja sama ini perlu identifikasi isu-isu strategis, menetapkan bentuk atau model kerja sama yang tepat, dengan prinsip saling menguntungkan," kata Plt Sekda Provinsi Kaltim Riza Indra Riadi saat di konfirmasi di Samarinda, Jumat.
Sebagai informasi, sebelumnya Pemprov Kaltim juga membantu membangun business matching (B to B) bagi pelaku UKM Kaltim dengan pelaku UKM di Yogyakarta, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Jawa Timur dan lainnya pada Kamis, (2/6).
Kegiatan serupa akhirnya juga dilakukan dengan para pelaku usaha di Sumsel yang dilaksanakan di Ballroom Hotel Excelton Kota Palembang.
Riza menyebutkan kerja sama antarpemerintah dan pelaku UKM dari kedua daerah merupakan program prioritas dan strategis karena kerja sama semacam itu memiliki peran besar dalam menentukan ketahanan ekonomi.
Terutama jika melihat begitu banyaknya masalah dan kebutuhan masyarakat yang harus diatasi dengan melewati batas-batas wilayah administratif. Maka dari itu, potensi komoditi Kaltim dianggap sangat layak untuk dikerjasamakan dengan pelaku UKM di provinsi lainnya, termasuk Sumsel.
Kerja sama tersebut juga merupakan
tindak lanjut kesepakatan bersama gubernur seluruh Indonesia selaku anggota Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) terkait kerja sama perdagangan produk unggulan antardaerah.
Hal itu menjadi salah satu wujud nyata dukungan pemerintah memberikan motivasi dan pendampingan kepada pelaku UKM dalam perdagangan antarprovinsi.
"Manfaat kerja sama ini sangat riil bagi pelaku UKM kita," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Disperindagkop UKM Kaltim HM Yadi Robyan Noor mengungkapkan sedikitnya Rp18,3 miliar telah dihasilkan dari kerja sama bisnis dengan Sumsul tersebut.
"Nilai transaksi itu diperoleh dari kerja sama dagang untuk PKE atau bungkil sawit, lidi nipah, lidi sawit, handycraft dan abon ikan layur," terang Roby.
Ia menambahkan, transaksi sudah dilakukan oleh empat pelaku UKM, sementara satu pelaku UKM lainnya masih dalam tahap penjajakan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022