Samarinda (ANTARA Kaltim)- Industri pengolahan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus tumbuh tiap tahun, bahkan nilai rupiah yang dihasilkan berada di posisi kedua setelah sektor pertambangan dan penggalian yang masih menjadi andalan Kaltim.
"Pertumbuhan sektor industri pengolahan ini dapat dilihat mulai 2009 sebesar Rp78,1 triliun, 2010 Rp80,6 triliun, 2011 Rp91,4 triliun, pada 2012 naik menjadi Rp98,4 triliun," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kaltim HM Djailani di Samarinda, Selasa.
Dari total PDRB Kaltim atas dasar harga berlaku pada 2012 yang sebesar Rp419,1 triliun, lanjutnya, sektor industri pengolahan memberikan andil sebesar Rp98,4 triliun atau sebesar 23,50 persen dari total nilai PDRB.
Pendapatan tersebut sekaligus menempatkan industri pengolahan berada di peringkat dua setelah sektor pertambangan dan penggalian, sekaligus menempatkan posisi lebih tinggi ketimbang penghasilan dari sektor perdagangan yang sebesar Rp36,1 triliun, kemudian sektor pertanian dalam arti luas yang senilai Rp25,7 triliun.
Sektor pertanian dalam arti luas di Kaltim dikendalikan oleh lima SKPD, yakni Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan, Dinas Perikanan dan Kelautan, serta Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.
Menurutnya, sumbangan PDRB Kaltim dari sektor industri pengolahan yang sebesar Rp98,4 triliun itu bearasal dari industri migas sebesar 78,23 triliun dan industri tanpa migas sebesar Rp20,26 triliun.
Industri migas terdiri dari dua subsektor, yakni industri pengilangan minyak bumi dan industri gas alam cair atau LNG.
Untuk industri pengilangan minyak bumi, nilai yang disumbangkan terhadap pembentukan PDRB Kaltim pada 2012 senilai Rp20,88 triliun, sedangkan industri gas alam cair menyumbangkan pembentukan PDRB sebesar Rp57,3 triliun.
Sementara itu, dari industri tanpa migas terdapat delapan komponen, yakni industri makanan, minuman, dan tembakau yang menyumbangkan PDRB senilai Rp2,31 triliun, industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki menyumbangkan Rp79,3 miliar.
Selanjutnya industri barang dari kayu dan hasil hutan lain senilai Rp3,12 triliun, industri kerta dan barang cetakan senilai Rp4,430 triliun, industri pupuk, kimia, an barang dari karet menyumbangkan pemebntukan PDRB senilai Rp9,56 triliun.
Berikutnya adalah industri alat angkutan mesin dan peralatan lain menyumbangkan PDRB senilai Rp310 miliar, kemudian industri sejumlah barang lainnya menyumbangkan pemebntukan PDRB Kaltim pada 2012 senilai Rp202 miliar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Pertumbuhan sektor industri pengolahan ini dapat dilihat mulai 2009 sebesar Rp78,1 triliun, 2010 Rp80,6 triliun, 2011 Rp91,4 triliun, pada 2012 naik menjadi Rp98,4 triliun," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kaltim HM Djailani di Samarinda, Selasa.
Dari total PDRB Kaltim atas dasar harga berlaku pada 2012 yang sebesar Rp419,1 triliun, lanjutnya, sektor industri pengolahan memberikan andil sebesar Rp98,4 triliun atau sebesar 23,50 persen dari total nilai PDRB.
Pendapatan tersebut sekaligus menempatkan industri pengolahan berada di peringkat dua setelah sektor pertambangan dan penggalian, sekaligus menempatkan posisi lebih tinggi ketimbang penghasilan dari sektor perdagangan yang sebesar Rp36,1 triliun, kemudian sektor pertanian dalam arti luas yang senilai Rp25,7 triliun.
Sektor pertanian dalam arti luas di Kaltim dikendalikan oleh lima SKPD, yakni Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan, Dinas Perikanan dan Kelautan, serta Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.
Menurutnya, sumbangan PDRB Kaltim dari sektor industri pengolahan yang sebesar Rp98,4 triliun itu bearasal dari industri migas sebesar 78,23 triliun dan industri tanpa migas sebesar Rp20,26 triliun.
Industri migas terdiri dari dua subsektor, yakni industri pengilangan minyak bumi dan industri gas alam cair atau LNG.
Untuk industri pengilangan minyak bumi, nilai yang disumbangkan terhadap pembentukan PDRB Kaltim pada 2012 senilai Rp20,88 triliun, sedangkan industri gas alam cair menyumbangkan pembentukan PDRB sebesar Rp57,3 triliun.
Sementara itu, dari industri tanpa migas terdapat delapan komponen, yakni industri makanan, minuman, dan tembakau yang menyumbangkan PDRB senilai Rp2,31 triliun, industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki menyumbangkan Rp79,3 miliar.
Selanjutnya industri barang dari kayu dan hasil hutan lain senilai Rp3,12 triliun, industri kerta dan barang cetakan senilai Rp4,430 triliun, industri pupuk, kimia, an barang dari karet menyumbangkan pemebntukan PDRB senilai Rp9,56 triliun.
Berikutnya adalah industri alat angkutan mesin dan peralatan lain menyumbangkan PDRB senilai Rp310 miliar, kemudian industri sejumlah barang lainnya menyumbangkan pemebntukan PDRB Kaltim pada 2012 senilai Rp202 miliar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013