Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Pendopo Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura kata Kepala Bidang Pembangunan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara Makruf, belum bisa digunakan untuk pesta adat, seni dan budaya Erau tahun ini (2013).
Keseluruhan pembangunan pendopo tersebut kata Makruf, dijadwalkan selesai pada 20 Juni 2013 atau sebelum pelaksanaan Erau tahun ini.
"Saat ini progres pembangunan pendopo kesultanan itu baru 50 persen atau sampai pada tahap persiapan pemasangan kuda-kuda," ujar Makruf, Selasa.
Alasan mundurnya target pembangunan pendopo tersebut lanjut Makruf karena pihak Kesultanan menginginkan jenis atap pendopo harus sesuai dengan tradisi setempat, yakni minimal menyerupai atap sirap. Sedangkan awal rencana pembangunannya, atap pendopo itu adalah genteng, sehingga jenis atap tersebut diubah menyerupai sirap namun terbuat dari seng.
Selain itu, Makruf menambahkan, rencana pembangunan pendopo itu menggunakan tiang pancang yang ditanam di tengah sungai kecil antara kedaton dan museum.
Namun, hal tersebut lanjut Makruf tidak bisa dilakukan karena Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala atau institusi yang mengurus benda-benda purbakala nasional tidak memperbolehkan pemancangan di sungai.
Menurut Makruf, hal tersebut dikhawatirkan akan merusak atau mengganggu apa bila di titik pemancangan itu terdapat benda purbakala. Untuk itu, dia mengatakan, pihaknya harus mengubah konstruksi tidak memakai tiang pancang di tengah sungai yang berbuntut pada berubahnya jadwal pengerjaan pembangunan pendopo tersebut.
"Jadi, karena alasan merubah jenis atap dan tidak memakai tiang pancang di tengah sungai itu yang membuat mundurnya waktu penyelesaian pembangunan pendopo kesultanan," paparnya.
Pihak Kesultanan lanjut Makruf sudah mengetahui konsekuensi keterlambatan penyelesaian bangunan itu, yakni belum bisa dipergunakan pada Erau tahun ini.
"Jadi, Kesultanan sudah mengerti kondisi ini. Saat hari jadi Kota Tenggarong pada September 2013, pendopo itu bisa digunakan, karena pada akhir Juli jika tidak ada halangan pembangunannya bisa selesai," ujarnya.
Pendopo kesultanan itu rencana sebelumnya akan dipakai untuk tempat pelaksanaan beberapa prosesi adat Erau tahun ini.
Namun, karena pembangunannya belum selesai, acara sakral tetap seperti biasa dilaksanakan di Keraton atau Museum Mulawarman. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Keseluruhan pembangunan pendopo tersebut kata Makruf, dijadwalkan selesai pada 20 Juni 2013 atau sebelum pelaksanaan Erau tahun ini.
"Saat ini progres pembangunan pendopo kesultanan itu baru 50 persen atau sampai pada tahap persiapan pemasangan kuda-kuda," ujar Makruf, Selasa.
Alasan mundurnya target pembangunan pendopo tersebut lanjut Makruf karena pihak Kesultanan menginginkan jenis atap pendopo harus sesuai dengan tradisi setempat, yakni minimal menyerupai atap sirap. Sedangkan awal rencana pembangunannya, atap pendopo itu adalah genteng, sehingga jenis atap tersebut diubah menyerupai sirap namun terbuat dari seng.
Selain itu, Makruf menambahkan, rencana pembangunan pendopo itu menggunakan tiang pancang yang ditanam di tengah sungai kecil antara kedaton dan museum.
Namun, hal tersebut lanjut Makruf tidak bisa dilakukan karena Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala atau institusi yang mengurus benda-benda purbakala nasional tidak memperbolehkan pemancangan di sungai.
Menurut Makruf, hal tersebut dikhawatirkan akan merusak atau mengganggu apa bila di titik pemancangan itu terdapat benda purbakala. Untuk itu, dia mengatakan, pihaknya harus mengubah konstruksi tidak memakai tiang pancang di tengah sungai yang berbuntut pada berubahnya jadwal pengerjaan pembangunan pendopo tersebut.
"Jadi, karena alasan merubah jenis atap dan tidak memakai tiang pancang di tengah sungai itu yang membuat mundurnya waktu penyelesaian pembangunan pendopo kesultanan," paparnya.
Pihak Kesultanan lanjut Makruf sudah mengetahui konsekuensi keterlambatan penyelesaian bangunan itu, yakni belum bisa dipergunakan pada Erau tahun ini.
"Jadi, Kesultanan sudah mengerti kondisi ini. Saat hari jadi Kota Tenggarong pada September 2013, pendopo itu bisa digunakan, karena pada akhir Juli jika tidak ada halangan pembangunannya bisa selesai," ujarnya.
Pendopo kesultanan itu rencana sebelumnya akan dipakai untuk tempat pelaksanaan beberapa prosesi adat Erau tahun ini.
Namun, karena pembangunannya belum selesai, acara sakral tetap seperti biasa dilaksanakan di Keraton atau Museum Mulawarman. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013