Malinau (ANTARA Kaltim) - Seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan sederajat di Kabupaten Malinau gagal melaksanakan ujian nasional (UN) karena hingga Kamis pagi belum menerima naskah soal ujian.
"Hingga pagi ini kami belum mendapatkan informasi resmi tentang kepastian kapan naskah ujian bisa diterima," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Malinau Esly Parir SE didampingi Kepala Sekolah SMKN 1 Malinau Prancis SPd saat melakukan peninjauan di SMAN 1 Malinau, Kamis.
Ia mengatakan pelaksanaan ujian SMA dan SMK terpaksa tertunda lagi hingga ada informasi lebih lanjut dari pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim.
Selain itu dirinya juga mendapatkan SMS pada Rabu malam (17/4) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang intinya ujian nasional tetap dilaksanakan hari ini (18/4).
"Bagaimana mau melaksanakan sementara hingga saat ini kami belum menerima naskah soal ujian," kata Esly Parir.
Dijelaskannya semula jadwal ujian nasional dilaksanakan pada Senin 15 April secara serentak, kemudian ditunda menjadi Rabu 17 April. Selanjutnya ada informasi baru kembali ditunda menjadi Kamis 18 April. Bahkan sampai saat inipun belum ada informasi kepastiannya.
Esly Parir mengungkapkan pelaksanaan ujian nasional di daerah pulau Jawa sudah dilaksanakan, berarti pemerintah mencetak soal memprioritaskan pendistribusian untuk daerah sekitar dan terdekat.
Padahal sebaliknya pemerintah harus memperhitungkan daerah yang jauh dan sulit dijangkau transportasi darat maupun sungai seperti di daerah Kalimantan Timur, ada beberapa daerah pedalaman di Kaltim yang hanya bisa dicapai dengan menggunakan pesawat udara .
"Pendistribusian naskah ke daerah perbatasan dan pedalaman membutuhkan waktu yang lama, karena akses penerbangan tidak rutin, sehingga hal –hal itu yang perlu dipertimbangkan," katanya.
Esly Parir berharap hendaknya pemerintah pusat memberikan kepercayaan kepada Provinsi untuk melakukan pencetakan, soal pengawasan bisa diatur lebih lanjut.
"Kalau bisa sebelum pelaksanaan ujian yang akan datang seluruh kepala dinas dan yang terkait diundang bagaimana kesiapan masing-masing daerah," katanya.
Dikemukakannya, penundaan ujian nasional tentunya akan berdampak pada kekecewaan siswa dan pihak penyelenggara. Namun diminta kepada pihak sekolah untuk tetap memberikan semangat dan motivasi kepada siswa.
"Artinya dengan penundaan ini siswa masih diberikan kesempatan lagi untuk belajar," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Hingga pagi ini kami belum mendapatkan informasi resmi tentang kepastian kapan naskah ujian bisa diterima," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Malinau Esly Parir SE didampingi Kepala Sekolah SMKN 1 Malinau Prancis SPd saat melakukan peninjauan di SMAN 1 Malinau, Kamis.
Ia mengatakan pelaksanaan ujian SMA dan SMK terpaksa tertunda lagi hingga ada informasi lebih lanjut dari pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim.
Selain itu dirinya juga mendapatkan SMS pada Rabu malam (17/4) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang intinya ujian nasional tetap dilaksanakan hari ini (18/4).
"Bagaimana mau melaksanakan sementara hingga saat ini kami belum menerima naskah soal ujian," kata Esly Parir.
Dijelaskannya semula jadwal ujian nasional dilaksanakan pada Senin 15 April secara serentak, kemudian ditunda menjadi Rabu 17 April. Selanjutnya ada informasi baru kembali ditunda menjadi Kamis 18 April. Bahkan sampai saat inipun belum ada informasi kepastiannya.
Esly Parir mengungkapkan pelaksanaan ujian nasional di daerah pulau Jawa sudah dilaksanakan, berarti pemerintah mencetak soal memprioritaskan pendistribusian untuk daerah sekitar dan terdekat.
Padahal sebaliknya pemerintah harus memperhitungkan daerah yang jauh dan sulit dijangkau transportasi darat maupun sungai seperti di daerah Kalimantan Timur, ada beberapa daerah pedalaman di Kaltim yang hanya bisa dicapai dengan menggunakan pesawat udara .
"Pendistribusian naskah ke daerah perbatasan dan pedalaman membutuhkan waktu yang lama, karena akses penerbangan tidak rutin, sehingga hal –hal itu yang perlu dipertimbangkan," katanya.
Esly Parir berharap hendaknya pemerintah pusat memberikan kepercayaan kepada Provinsi untuk melakukan pencetakan, soal pengawasan bisa diatur lebih lanjut.
"Kalau bisa sebelum pelaksanaan ujian yang akan datang seluruh kepala dinas dan yang terkait diundang bagaimana kesiapan masing-masing daerah," katanya.
Dikemukakannya, penundaan ujian nasional tentunya akan berdampak pada kekecewaan siswa dan pihak penyelenggara. Namun diminta kepada pihak sekolah untuk tetap memberikan semangat dan motivasi kepada siswa.
"Artinya dengan penundaan ini siswa masih diberikan kesempatan lagi untuk belajar," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013