Sangatta (ANTARA Kaltim) - Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Kaltim Prima Coal (KPC) mendapat penghargaan internasional sebagai program terbaik dunia dalam ajang Global Green Future Award 2013 di India, Februari 2013.

General Manager External Affairs & Sustainable Development (GM ESD KPC) Huzeinsyah Akma, di Sangatta, Kutai Timur, Minggu (14/4), mengatakan program CSR KPC mendapat pengakuan dunia internasional sebagai yang terbaik yakni Program Peternakan Sapi Terpadu (PESAT) dan Program Penanggulangan Sampah berbasis Komunitas (Gerak Bersemi).

"Dua program CSR tersebut, mendapatkan penghargaan bergensi setelah menyisihkan 90 negara peserta, termasuk perusahaan India yakni Standard Chartered India dan Marks & Spencer, Coca Cola, Kraft Food Philippines serta perusahaan negara lain," kata Huzeinsyah Akma, melalui Superintendent Public Communication PT KPC, Yordhen Ampung.

KPC merupakan sebuah perusahaan tambang batu bara raksasa dunia yang beroperasi di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Menurut Yordhen Ampung, dengan meraih penghargaan Best Green Efficiency Initiaitve di India, menjadikan program PESAT sebagai program terbaik yang diakui dunia internasional.

"Ini juga merupakan kali kedua program PESAT menerima penghargaan Internasional, setelah pada 2011 lalu, yakni Best Practice Competition for Energy Efficient Building pada ajang The Fifth ASEAN Energy Awards," kata Yordhen mewakili GM ESD KPC) Huzeinsyah Akma dan Manager External Relation Hasrul Sani.

Global Green Future Awards merupakan penghargaan bagi dunia usaha dan lembaga lainnya, yang berkontribusi dalam aktivitas ramah lingkungan (eco-friendly).

Sedangkan Panitia Global Green Future Awards sadalah orang-orang praktisi CSR dari berbagai belahan dunia.

Penghargaan ini juga, menurut Yordhen, merupakan salah satu rangkaian kegiatan World CSR Congress tahun 2013.

Pada 2012, BUMI juga berhasil meraih tiga penghargaan Internasional, yang diadakan di Filipina dan Singapura.

Kawasan Pusat Peternakan Sapi Terpadu (Pesat) KPC, dan diresmikan langsung Menteri Pertanian RI Suswono, pada tanggal 22 Mei 2012 terdapat di lahan-lahan bekas tambang bekerja sama dengan para ahli dari Institut Pertanian Bogor IPB.

Dalam sambutannya, Mentan Suswono menyambut baik upaya pengembangan peternakan sapi di lahan bekas tambang batubara. Karena selama ini, belum pernah mendapatkan reklamasi lahan eks tambang benar-benar memuaskan.

"Apa yang dilakukan KPC dengan program PESAT ini merupakan terobosan yang patut diapresiasi. Dan apa yang dilakukan KPC bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tambang lainnya," kata Yordhen menirukan apresiasi Menteri Suswono, saat peresmian.

Menteri Pertanian Suswono berharap program integrasi perkebunan sawit-sapi dan pengembangan food estate bisa berjalan baik di Kalimantan sebagai koridor tiga kawasan MP3EI.

Di Kalimantan ada sekitar 5 juta hektare kawasan perkebunan sawit, di mana satu juta ha diantaranya ada di Kaltim. Jika setiap hektare sawit ada dua ekor sapi saja, maka Indonesia sudah bisa melampaui target swasemada sapi.

Peluang bisnis peternakan sapi sangat besar. Dengan konsumsi daging sapi 2,5 kg per kapita saja, Indonesia masih mengimpor setara 600 ribu ekor sapi atau sekitar 20 persen dari kebutuhan daging dalam negeri.

Selain potensi peternakan sapi, menurut Meneri, Kaltim juga punya potensi besar untuk pengembangan kawasan pertanian skala luas, baik untuk Rice Estate maupun Food Estate.

Yordhen mengatakan, selain Menteri Pertanian yang memberikan apresiasi terhadap program Pesat, namun sejumlah petinggi seperti bupati Kutai Timur Isran Noor dan Ketua DPRD Allfian Aswad dan tokoh masyarakat.

Begitu juga dengan Rektor IPB Prof Dr Hery Suhardiyanto, mengakui keunggulan program Pesat, karena lahan-lahan tersebut bisa dikelola menjadi kawasan hijau yang produktif, seperti menjadi lahan pertanian terpadu, yang di dalamnya ada aneka tanaman Hortikultura, Tanaman Pangan, dan Peternakan sapi. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013