Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) memberikan apresiasi tinggi atas rencana Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur untuk mengembangkan 12 Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) sebagai langkah konservasi.


"Dari 12 KEE yang akan dikembangkan ini, tentu tidak semuanya langsung bisa ditangani, sehingga langkah Dishut Kaltim memulai dua KEE untuk difokuskan di tahun depan, itu sudah tepat," ujar Spesialis Konservasi Spesies Terancam Punah YKAN Arif Rifqi di Samarinda, Kamis.

Dua KEE yang akan fokus dikembangkan mulai tahun depan adalah KEE untuk Konservasi Sumber Daya Ekosistem (KSDAE), yakni KEE Beriun - Gergaji tentang Karst Sangkulirang-Mangkalihat di Kabupaten Kutai Timur dan KEE di Kabupaten Mahakam Ulu.

Khusus untuk KEE Beriun - Gergaji, lanjut Arif, selain sebagai sumber mata air, cadangan karbon di kawasan tersebut juga besar yang mencapai 16,14 giga ton CO2, sehingga dapat menyerap emisi karbon sebesar 342 kiloton CO2 per tahun.

"Setidaknya terdapat 33 jenis mamalia seperti jenis orang utan dan owa kalimantan, 163 jenis burung, 85 jenis kupu-kupu, 44 jenis herpetofauna, 36 jenis kelelawar, dan 52 jenis tumbuhan,” ujar Arif.

Sebanyak 52 jenis tumbuhan tersebut hidup dalam kesatuan sistem ekologi yang memberikan jasa lingkungan bagi masyarakat di sekitarnya, seperti air bersih, udara bersih, potensi wisata, sumber ekonomi, dan lainnya.

Namun demikian, lanjut dia, di kawasan tersebut juga memiliki tantangan pengelolaan, yakni berupa kebakaran hutan, perambahan, perburuan liar, dan pemulihan ekosistem kritis, sehingga semua ini harus dipetakan untuk dilakukan mitigasi.

Sementara itu, Manajer Senior YKAN Niel Makinuddin mengatakan perlu keseriusan dalam pengelolaan kolaboratif skala bentang alam, sehingga harus melibatkan sejumlah pihak berkepentingan di Beriun-Gergaji.

Apalagi, lanjutnya, di kawasan tersebut terdapat aktivitas konsesi kehutanan, perkebunan, dan pengelolaan kawasan oleh pemerintah, termasuk aktivitas masyarakat lainnya.

"Salah satu perusahaan yang berada di kawasan Beriun-Gergaji adalah PT Multi Kusuma Cemerlang (PT MKC). Perusahaan ini menyatakan siap mendukung pengelolaan kolaborasi, sehingga ini dapat mendukung percepatan pengembangan KEE," ucap Niel.
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021