Bontang (ANTARA Kaltim) - Puskesmas II Bontang Selatan, Kota Bontang, Kaltim, dan Forkohat melakukan sosialisasi bagi kader jumantik (juru pemantau jentik) dalam mewaspadai meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD), dengan difasilitasi Kelurahan Berbas Pantai.

"Mewaspadai meningkatnya kasus DBD di Bontang termasuk di Berbas Pantai, pihak Kelurahan Berbas Pantai mengandeng Puskesmas II Bontang Selatan dan Forum Kota Sehat (Forkohat) dilakukan sosialisasi bagi Kader Jumantik, karang taruna, pokja sehat, LPM dan PKK," kata Kasi Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Sosial Berbas Pantai, Isnaina, di Bontang, Kamis.

Isnaina menyampaikan bahwa sosialisasi ini sebagai langkah awal memantapkan pengetahuan seputar DBD, teknis lapangan dan kesehatan lingkungan secara umum bagi kader jumantik yang akan segera diturunkan untuk melakukan pemantauan jentik di setiap rumah warga.

"Selain aksi pemantauan jentik di setiap penampungan air rumah tangga warga, kader jumantik nantinya juga akan membagikan abate bagi warga," kata Isnaina.

Dia sampaikan pemantaun jentik dari rumah ke rumah juga dirangkai pemantauan program keluarga berencana.

Dalam sosialisasi tampil sebagai narasumber dr Agriyana, Sri, dan Rasyid Syarif Ketua Forkohat Kota Bontang.

Kader jumantik di kelurahan pesisir Kota Bontang ini berjumlah 24 sesuai jumlah RT yang ada. "Tetapi khusus di RT 04 kader jumantik akan ditambah menjadi dua orang mengingat jumlah kepadatan penduduk yang mencapai 200 rumah tangga," ujar Isnaina.

Sementara itu Ketua Puskesmas II Bontang Selatan Dian Arie Susanthy menginformasikan bahwa setahun terakhir ini walau kadang ganti pejabat ganti komitmen dalam pembangunan kesehatan di wilayah kerja kelurahan maupun kecamatan tetapi diakui sudah ada peningkatan komitmen dari pejabat.

"Selama satu tahun lebih keberadaan Puskesmas Bontang Selatan II lahir, kami merasa komitmen dari Kelurahan Berbas Pantai dan Berebas Tengah sebagai wilayah cakupan kerja kami untuk bidang kesehatan semakin besar. Tentu saja salah satu wujud nya adalah mengalolasikan anggaran untuk bidang kesehatan menyangkut warganya," kata Shanty.

Dia mengatakan antara lain mulai Lomba Posyandu, lomba balita sehat Indonesia (LBSI), fasilitasi kegiatan Gerakan Sayang Ibu (GSI), "Coaching Class" untuk kader posyandu, sedikit tali asih bagi kader pemantau jentik (Jumantik).

"Yang tidak kalah penting partisipasi dalam bentuk koordinasi yang mudah dan responsif terkait masalah kesehatan. Begitulah seharusnya, kesehatan adalah sektor yang tidak bisa berdiri sendiri, padat modal, padat karya dan salah satu tugas Puskesmas adalah menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan," kata sarjana kesehatan masyarakat ini.

Dia sampaikan hal ini sebagai awal yangg baik, meskipun tidak ditetapkan secara khusus melalui perda seperti di DKI ada pembagian kewenangan bidang kesehatan untuk camat, lurah.

"Ini sebagai itikad baik para pejabat meskipun belum semua di Bontang seperti itu. Dan semua hal tersebut tentunya tidak lepas juga dari advokasi yang dilakukan oleh masing-masing Kepala Puskesmas (yang juga berbeda beda intensitas serta caranya)," terang Shanty, mantan aktivis lingkungan hidup dan pramuka yang berharap semangat koordinasi dan sinergi akan semakin meningkat serta menular ke sektor lain seperti sekolah untuk kegiatan Usaha Kesehatan. (*)

Pewarta: Suratmi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013