Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pengembangan Pelabuhan Internasional dan Terminal Peti Kemas (TPK) Karingau, Balikpapan, Kaltim, berupa pembangunan gedung perkantoran pengelola, menggunakan dana dari APBD Provinsi Kaltim 2013 senilai Rp17,791 miliar.
"Saat ini pemenang lelang untuk pekerjaan tersebut sudah ada, yakni PT Binaco sehingga kami targetkan pada Desember 2013 bangunan perkantoran itu sudah tuntas," ujar Kepala Bidang Perhubungan Laut Dinas Perhubungan Kalimantan Timur (Kaltim) Muhammad Rijali di Samarinda, Rabu.
Menurutnya, Pelabuhan dan TPK Kariangau tersebut menjadi perhatian karena sangat potensial, yakni mampu menunjang percepatan pertumbuhan ekonomi daerah, bahkan ekonomi nasional.
Posisinya yang berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II sangat memungkinkan pelabuhan ini menjadi persinggahan arus lalu lintas pelayaran nasional dan internasional yang pada beberapa dekade terakhir kian padat.
Pelabuhan dan TPK Kariangau mulai dibangun pada 2008 atas kerjasama Pemerintah RI - Pemprov Kaltim, dan PT Pelindo IV dengan total anggaran Rp730 miliar.
Sumber dananya berasal dari tiga lembaga, yakni dari APBD Kaltim dialokasikan Rp146,76 miliar, investasi PT Pelindo IV sebesar Rp471 miliar, dan dari pemerintah pusat melalui APBN sebesar Rp140 miliar.
Dana sebesar itu digulirkan mulai 2008 hingga 2012, yakni hingga pelabuhan itu dapat dioperasikan. Sementara anngara yang sebesar Rp17,791 miliar pada 2013 ini merupakan anggaran untuk pengembangannya.
Dia juga mengatakan bahwa pembangunan TPK Karingau mulai 2008 hingga 2012 itu terjadi efisiensi biaya hingga mencapai Rp16 miliar, yakni dari pagu anggaran yang dialokasikan sebesar Rp730 miliar, namun anggaran yang digunakan hanya senilai Rp714 miliar.
Dia melanjutkan, fasilitas dan alat yang ada di TPK Kariangau antara lain, alur pelayaran mencapai 20 mil, lebar alur 15 mil, kedalaman alur 13 meter LWS, total area terminal 72,5 hektare, luas dermaga 270 x 30 meter, dan luas "container yard" enam hektare.
Kemudian jumlah "container crane" dua unit dengan kapasitas 45 ton, jumlah RTG Crane empat unit dengan kapasitas 45 ton, jumlah "reachstaker" satu unit berkapasitas tujuh ton, jumlah terminal truk 10 unit, dan jumlah chassis 40 feet sebanyak 10 unit.
Latar belakang dibangunnya terminal ini sesuai dengan hasil studi kelayakan yang disusun Asian Development Bank (ADB) pada 2005, yakni dinyatakan bahwa Pelabuhan Semayang Balikpapan merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur, sebagai pusat wilayah untuk transportasi air, laut, dan udara.
Aktivitas dan areal eksisting di Semayang sangat terbatas sehingga untuk pengembangannya sulit dilakukan, mengingat kondisi lahan yang sempit dan berada di pusat kota. Sementara pertumbuhan barang, peti kemas, dan penumpang dari tahun ke tahun terus meningkat.
Untuk mengantisipasi peningkatan arus peti kemas di Balikapapan, kemudian PT Pelindo mencari solusi untuk pengembangan pelabuhan, yakni dengan mencari lokasi baru yang kemudian ditetapkan di Kelurahan Karingau. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Saat ini pemenang lelang untuk pekerjaan tersebut sudah ada, yakni PT Binaco sehingga kami targetkan pada Desember 2013 bangunan perkantoran itu sudah tuntas," ujar Kepala Bidang Perhubungan Laut Dinas Perhubungan Kalimantan Timur (Kaltim) Muhammad Rijali di Samarinda, Rabu.
Menurutnya, Pelabuhan dan TPK Kariangau tersebut menjadi perhatian karena sangat potensial, yakni mampu menunjang percepatan pertumbuhan ekonomi daerah, bahkan ekonomi nasional.
Posisinya yang berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II sangat memungkinkan pelabuhan ini menjadi persinggahan arus lalu lintas pelayaran nasional dan internasional yang pada beberapa dekade terakhir kian padat.
Pelabuhan dan TPK Kariangau mulai dibangun pada 2008 atas kerjasama Pemerintah RI - Pemprov Kaltim, dan PT Pelindo IV dengan total anggaran Rp730 miliar.
Sumber dananya berasal dari tiga lembaga, yakni dari APBD Kaltim dialokasikan Rp146,76 miliar, investasi PT Pelindo IV sebesar Rp471 miliar, dan dari pemerintah pusat melalui APBN sebesar Rp140 miliar.
Dana sebesar itu digulirkan mulai 2008 hingga 2012, yakni hingga pelabuhan itu dapat dioperasikan. Sementara anngara yang sebesar Rp17,791 miliar pada 2013 ini merupakan anggaran untuk pengembangannya.
Dia juga mengatakan bahwa pembangunan TPK Karingau mulai 2008 hingga 2012 itu terjadi efisiensi biaya hingga mencapai Rp16 miliar, yakni dari pagu anggaran yang dialokasikan sebesar Rp730 miliar, namun anggaran yang digunakan hanya senilai Rp714 miliar.
Dia melanjutkan, fasilitas dan alat yang ada di TPK Kariangau antara lain, alur pelayaran mencapai 20 mil, lebar alur 15 mil, kedalaman alur 13 meter LWS, total area terminal 72,5 hektare, luas dermaga 270 x 30 meter, dan luas "container yard" enam hektare.
Kemudian jumlah "container crane" dua unit dengan kapasitas 45 ton, jumlah RTG Crane empat unit dengan kapasitas 45 ton, jumlah "reachstaker" satu unit berkapasitas tujuh ton, jumlah terminal truk 10 unit, dan jumlah chassis 40 feet sebanyak 10 unit.
Latar belakang dibangunnya terminal ini sesuai dengan hasil studi kelayakan yang disusun Asian Development Bank (ADB) pada 2005, yakni dinyatakan bahwa Pelabuhan Semayang Balikpapan merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur, sebagai pusat wilayah untuk transportasi air, laut, dan udara.
Aktivitas dan areal eksisting di Semayang sangat terbatas sehingga untuk pengembangannya sulit dilakukan, mengingat kondisi lahan yang sempit dan berada di pusat kota. Sementara pertumbuhan barang, peti kemas, dan penumpang dari tahun ke tahun terus meningkat.
Untuk mengantisipasi peningkatan arus peti kemas di Balikapapan, kemudian PT Pelindo mencari solusi untuk pengembangan pelabuhan, yakni dengan mencari lokasi baru yang kemudian ditetapkan di Kelurahan Karingau. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013