Kepala Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kalimantan Timur, Noryani Sorayalita mengatakan, ketidaksetaraan pembangunan antara perempuan dan laki-laki di daerah itu masih terjadi.


"Hal ini terlihat dari capaian indeks pembangunan manusia (IPM) dan indeks pemberdayaan dender (IDG) yang terpaut jauh. IPM Kaltim di posisi 3 besar dari 34 provinsi, sementara IDG berada di posisi 29," ujar dia di Samarinda, Kamis.

Dari pautan IPM di posisi 3 dan IDG di posisi 29 dari 34 provinsi ini, tentu selisihnya sangat jauh, sehingga kondisi ini menggambarkan bahwa masih terjadi ketidaksetaraan pembangunan antara laki-laki dan perempuan.

Sementara itu, lanjutnya, kesenjangan sumbangan pendapatan perempuan (SPP) Kaltim pun cukup tinggi, yakni pada 2019 ada di angka 24,06, sedangkan tahun 2020 tercatat 24,17.

"Untuk menuju gender equality terdapat sekitar 26 persen yang perlu diperjuangkan, yakni menuju kewirausahaan berbasis gender. Hal ini merupakan agregat dalam mendorong kenaikan capaian IDG," katanya.

Ia melanjutkan, terdapat lima arahan Presiden Joko Widodo kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, salah satunya adalah peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan.

Arahan ini tentu menjadi pedoman bagi seluruh sektor pemberdayaan perempuan di Indonesia, termasuk di Provinsi Kaltim, sehingga pihaknya pun fokus terhadap arahan tersebut.

Dalam pemberdayaan perempuan pelaku ekonomi ini, lanjutnya, perempuan di Kota Samarinda berhasil membuktikan kapasitas dan kompetensinya di masa pandemi COVID-19 saat ini.

"Tahun 2020 misalnya, capaian sumbangan pendapatan perempuan Samarinda mencapai angka 30,95, mengalami kenaikan 0,08 dari tahun sebelumnya. Padahal tahun lalu belum pandemi, justru saat pandemi, mereka berhasil bangkit," katanya.

Angka sebesar 30,95 tersebut merupakan yang tertinggi dari seluruh kabupaten/kota di Kaltim. Sementara capaian untuk Provinsi Kaltim masih di angka 24,17.

Angka ini, lanjut ia, sesuai dengan tingginya aktivitas perempuan pelaku ekonomi di Samarinda dalam kewirausahaan formal, baik untuk industri makanan, minuman, maupun kerajinan.

"Tahun 2020 jumlah UMKM di Samarinda sebanyak 98.348 unit, yakni yang dijalankan oleh laki-laki ada 48.339 UMKM, sementara yang dijalankan perempuan terdapat 50.099 UMKM," kata Soraya.
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021