Meski sudah lama ada tempat berjualan (market place) secara online (daring), namun baru setelah wabah COVID-19 mengganas sebagian pengusaha menyadarinya untuk mengembalikan omzet.
“Buka toko di online membantu mengembalikan omzet saya,” kata Imam Masyhuda, pengusaha Balikpapan yang memproduksi makanan dalam kemasan berupa sambal ikan roa.
Sambal ikan roa yang dikemas dalam botol biasa ditemui di toko oleh-oleh dan beberapa toko swalayan.
Ketika wabah COVID-19 memaksa pemerintah menerapkan sejumlah pembatasan, menurut Imam, omzetnya langsung menurun.
“Saya hampir merumahkan karyawan,” ujarnya awal pekan ini.
Namun pengusaha muda ini tak berhenti memutar otak. Ia yakin pasar tidak hilang, hanya cara mencapainya yang sedikit berbeda dari sebelum wabah merebak.
Di sisi lain, tutur Imam, sebenarnya dari dulu juga dirinya menyadari bahwa berjualan secara daring itu juga cara menaikkan omzet penjualan.
Namun karena penjualan secara offline sedang tidak ada masalah dan cukup memuaskan, pasar online itu belum digarap serius.
“Sekarang karena kami tidak bisa kemana-mana, ya sudah, kita jualan online juga. Eh, ternyata responnya luar biasa,” kata Imam semringah.
Imam menaruh produknya antara lain di Tokopedia, marketplace asli Indonesia yang sudah ada sejak 2009.
Tokopedia saat ini sedang menggelar program Kumpulan Toko Pilihan (KTP), wadah promosi untuk produk-produk usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Program KTP inilah yang menurut Imam membantu menaikkan omzetnya hingga 3 kali lipat bahkan dari masa sebelum wabah COVID-19.
Menurut Pengarah Senior Pertumbuhan dan Perluasan Regional (RGX) Tokopedia Yanuar Rakhmad, pihaknya menyediakan tempat berjualan dan berpromosi bagi pengusaha tempatan atau pengusaha lokal dalam platform Tokopedia.
“Ada jutaan penjual di platform kami, dan hampir seluruhnya pengusaha UMKM lokal,” kata Yanuar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021