Sebanyak sembilan dari 10 daerah di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tahun ini mendapat penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA), menggambarkan Kaltim sudah 90 persen berkomitmen dalam usaha memenuhi hak anak.


"Ada sembilan kabupaten/kota di Kaltim tahun ini menerima penghargaan KLA," ujar Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kaltim Noryani Sorayalita di Samarinda, Rabu.

Rincian dari 9 daerah yang mendapat penghargaan itu adalah KLA Kategori Pratama terdapat 4 kabupaten, yakni, Kabupaten Paser, Penajam Paser Utara, Kutai Timur, Kutai Barat, dan Kabupaten Berau.

Kemudian KLA Kategori Madya terdapat 2 daerah, yaitu Kabupaten Kutai Kartenegara dan Kota Samarinda. Berikutnya KLA Kategori Nindya ada 2 kota, yakni Balikpapan dan Bontang.

Adanya penghargaan ini, lanjut dia, menunjukkan bahwa di Kaltim telah 90 persen kabupaten/ kota berkomitmen mengimplementasikan Konvensi Hak Anak dalam upaya perlindungan dan pemenuhan hak anak.

"Penyerahan penghargaan dilakukan beberapa hari lalu secara virtual oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati," kata Soraya dalam Bimtek Kenvensi Hak Anak bagi Media Massa se-Kaltim, di Hotel Selyca Mulia Samarinda.

Dalam kesempatan ini ia juga mengatakan, fenomena di Indonesia beberapa tahun terakhir menunjukkan anak-anak belum dapat terlindungi secara maksimal. 

Hal ini dapat dilihat dalam data Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) dan UNICEF.

Dalam data ini disebutkan 1 dari 2 anak laki-laki berusia 13-17 tahun pernah mengalami kekerasan emosional, kemudahan 1 dari 3 anak pernah mengalami kekerasan fisik, dan 1 dari 17 anak mengalami kekerasan seksual.

Sedangkan untuk anak perempuan yang juga berusia 13-17 tahun, 3 dari 5 anak pernah mengalami kekerasan emosional, 1 dari 5 anak pernah mengalami kekerasan fisik, 1 dari 11 anak mengalami kekerasan seksual. 

"Kondisi ini diperparah dengan sebanyak 76-88 persen anak-anak dan remaja belum mengetahui adanya layanan untuk mengantisipasi kekerasan. Adanya keterlibatan media massa, diharapkan informasi menjangkau lebih luas," ucap Soraya.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021