Kebijakan bekerja di rumah saja atau work from home (WFH) masih diteruskan Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan. Kebijakan untuk mengurangi risiko penularan COVID-19 itu sudah diterapkan setahun sejak awal wabah tersebut mulai ditemukan di Balikpapan.


“Meski saat ini kita ketahui kasus COVID-19 di Balikpapan grafiknya sudah mulai melandai, WFH tetap dan khusus untuk karyawan yang kerja kantoran, kerja administrasi,” kata Manajer Kesehatan dan Keselamatan Arjon Siagian, Rabu.

Untuk menjalankan operasional kilang sendiri, diterapkan pengoperasian dengan kapasitas minimal.

“Kalau ada pekerjaan yang mengharuskan lebih dari 25 persen karyawan hadir di kantor, harus ada izin dari Ketua Satgas COVID-19 RU V dan GM,” lanjut Arjon.

RU V juga memiliki apa yang disebut COVID Ranger, yaitu karyawan yang diberi tugas khusus untuk menegakkan protokol kesehatan di lingkungan kerjanya dan di setiap kegiatan Pertamina.

Ada juga Tim Medical yang bertugas melakukan observasi kesehatan pekerja, baik di kantor maupun di kilang. Tim Medical mengawasi dengan pola 3 kali seminggu.

“Kami maksimalkan setiap usaha, jangan sampai wabah ini mengganggu operasional kilang,” kata Arjon.

Pada Selasa (16/3) itu juga Pertamina RU V dan PT Kilang Pertamina dikunjungi Tim Monitoring Covid Pemerintah Kota Balikpapan.

“Kami ingin memastikan perusahaan patuh pada Pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro,” kata anggota tim Ervina Haida.

Di sisi lain, dari perkembangan penanganan COVID-19 di Balikpapan, sempat tercipta yang disebut Cluster Migas, yaitu para pekerja migas yang terpapar COVID-19, yang dari tracing atau penelusurannya diketahui terpapar di tempat kerja.

Di lingkungan RU V sendiri saat ini sedang berlangsung proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) atau proyek peningkatan kapasitas kilang. Proyek ini memperkerjakan ribuan orang dari berbagai perusahaan rekanan Pertamina.

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021