Samarinda (ANTARA) - PT PLN (Persero) menyiapkan penambahan daya listrik dari pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) sebesar 1.122,7 megawatt (MW) untuk wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltimra) hingga 2034, sebagai komitmen dalam mendukung percepatan transisi energi hijau di daerah.
"Melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), kami berkomitmen mempercepat transisi energi menuju energi hijau, khusus untuk Kaltim sendiri mulai tahun 2025 sampai 2034 ada kurang lebih 1.122,7 MW energi baru terbarukan yang akan dikembangkan," kata Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Samarinda, Kaltim, Hendra Irawan di Samarinda, Rabu.
UP3 PLN Samarinda yang membawahi wilayah kerja Samarinda, Kutai Kartanegara, Kutai Barat dan Mahakam Ulu mengakui adanya tantangan dalam realisasinya.
Hal itu karena pusat-pusat energi baru terbarukan berada di lokasi-lokasi yang terpencil, sehingga ada kesenjangan antara pusat beban dengan pusat pembangkit.
Oleh karena itu, dukungan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat khususnya mengenai perizinan-perizinan sangat diperlukan oleh PLN untuk bisa merealisasikan percepatan transisi energi secara masif.
"Pengembangan ini meningkatkan bauran EBT di sistem kelistrikan Kaltim dan Kaltara menjadi 47,4 persen pada 2034," ungkap Hendra.
Proyeksi tersebut menekan porsi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara hingga menyisakan 20,6 persen dalam satu dekade mendatang.
Untuk mencapai target itu, PLN memanfaatkan potensi sumber daya EBT melimpah yang ada di Kaltim, terutama dari tenaga air (PLTA) dan tenaga surya (PLTS).
Salah satu potensi terbesar adalah PLTA di wilayah Mahakam Ulu yang lokasinya terpencil dan jauh dari pusat-pusat permintaan listrik.
Untuk mengatasi kesenjangan lokasi antara sumber energi dan pusat kebutuhan, PLN menyiapkan pembangunan infrastruktur jaringan transmisi yang masif.
Dia menyebut, tantangan pembangunan transmisi tidak hanya soal pembiayaan, tetapi juga kompleksitas perizinan lahan dan sosial kemasyarakatan.
Diperlukan kolaborasi antara PLN, pemerintah, dan pihak swasta atau Independent Power Producer (IPP) untuk menyukseskan agenda besar ini. Selain PLTA dan PLTS, potensi EBT lain di Kaltim yang dikembangkan adalah dari biomassa.
"Komitmen ini sejalan dengan upaya pemerintah mencapai kedaulatan energi dan mendukung pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan listrik yang andal dan berkelanjutan," demikian Hendra.
