Blitar (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa masuk survei yang dilakukan secara internal PDIP sebagai bakal calon Wakil Presiden mendampingi Ganjar Pranowo dalam Pemilu 2024.
"Kalau terkait Gubernur (Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa) sebagai salah satu masuk bursa, di survei juga ada, itu juga tergantung bagaimana membangun koalisi yang tidak bisa serta merta," kata Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Erma Susanti saat di Blitar, Rabu (5/7).
Ia menegaskan, terkait dengan sosok bakal calon Wakil Presiden, pihaknya menyebut masih dikaji oleh pusat. Berbagai pertimbangan dilakukan dengan koalisi yang dibangun Puan Maharani sebagai pengurus DPP PDIP, termasuk mempertimbangkan plus minusnya dilakukan sehingga memperoleh hasil terbaik nantinya.
Hasil survei internal, kata dia, suara Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sebagai calon Wakil Presiden memang cukup tinggi. Namun, hal itu juga masih sama dengan calon-calon Wakil Presiden yang ada, seperti Erick Tohir, Sandiaga Uno dan sebagainya.
Pihaknya juga menambahkan DPD PDIP Jawa Timur, berencana menggelar konsolidasi di Blitar, Jawa Timur, yang akan menghadirkan bakal calon Presiden Ganjar Pranowo.
Erma Susanti yang juga Anggota DPRD Jawa Timur tersebut mengatakan sesuai dengan rencana bakal calon Presiden Ganjar Pranowo akan hadir ke Blitar pada 15 Juli 2023.
"Tanggal 15 Juli akan ke Blitar. Nanti selain nyekar (makam Presiden pertama Soekarno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar) juga akan konsolidasi relawan di banyak elemen termasuk para kiai, bersama-sama nyekar," kata dia.
Pihaknya berharap hasil Pemilu Presiden 2024 nantinya bisa seperti zaman terpilihnya Presiden Jokowi hingga 83 persen. Untuk itu, partai sekaligus bakal calon Presiden Ganjar Pranowo membutuhkan banyak energi termasuk dari kelompok nahdliyin.
Menurut dia, dari hasil survei kelompok keagamaan yang berafiliasi dengan NU, ideologinya sama, memperjuangkan NKRI. Untuk itu, partai akan menggalang lebih lebar lagi kelompok nahdliyin.
Pihaknya juga menambahkan, dari hasil survei, suara dari Ganjar Pranowo beda sedikit dengan Prabowo Subianto. Untuk itu, pihaknya tidak ingin lengah.
"Antara Pak Prabowo (suara dari Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto) beda sedikit. Kami tidak boleh lengah," kata dia.