Samarinda (ANTARA) - Samarinda – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkar) Kota Samarinda launching program “Taguh Bakar” (tahan bakar) untuk mengedukasi masyarakat begitu pentingnya pencegahan sebelum terjadinya musibah kebakaran.
"Sesuai tagline kami mencegah lebih baik dari pada memadamkan. Oleh karena itu antisipasi mulai dari hulu dengan memberikan edukasi langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pencegah terjadinya kebakaran,” kata Kepala Disdamkar Kota Samarinda, Hendra saat lauching di Kelurahan Sidomulyo, Kota Samarinda, Kamis.
Launching program “Taguh Bakar” dilakukan Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso.
Menurut Hendra, edukasi kepada masyarakat sangat penting dalam memberikan pemahaman terkait mitigasi bencana kebakaran khusus untuk daerah yang rawan, padat dan sangat sulit dilalui kendaraan roda empat milik Disdamkar atau PMK Swasta.
Ia mengaku pihaknya telah mengimplementasikan program tersebut dengan menyiapkan hydrant kering, sirine peringatan, papan edukasi hingga alat pemadam api ringan (Apar) khusus untuk kawasan di jalan jelawat yang memang tergolong daerah rawan dan padat pemukiman penduduk.
"Jadi kita membuat hydrant kering ini untuk menyiasati mobil PMK yang sulit masuk pada jalan yang sempit. Selain hydrant juga bisa dimanfaatkan saat musim kemarau dalam menyuplai air bersih yang dibutuhkan warga," terangnya.
Hendra mengungkapkan, sejak tahun 2020 telah terjadi sedikitnya 282 kasus kebakaran, sepanjang tahun 2021 terjadi 242 kasus dan tahun 2022 dari Januari hingga Oktober sudah tercatat 150 kasus kebakaran di Samarinda.
“ 50 persen penyebab terjadinya kebakaran karena korsleting listrik,” tuturnya.
Oleh karena itu petugas Disdamkar Samarinda sudah melakukan pemeriksaan instalasi listrik terhadap 500 unit rumah warga di Kelurahan Sidomulyo dan 500 unit rumah di Kelurahan Pelita. Masyarakat diberikan pemahaman dan rekomendasi terhadap instalasi listrik rumah tempat tinggal.
Sementara Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi menyambut baik program Kota Taguh Bakar karena dianggap sudah sesuai dengan program Pemkot Samarinda dalam upaya menyelesaikan persoalan kota.
“Persoalan kota tak hanya banjir, macet dan sampah saja. Kasus kebakaran juga menjadi persoalan serius yang harus diantisipasi dari hulu hingga hilirnya,” ujar Rusmadi.