Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Dinas Kebudayaan dan Pariwiata (Disbudpar) Kabupaten Kutai Kartanegara menggelar "Workshop Movie Fest" yang bertajuk Kawa Haq di aula Disbudpar, Tenggarong, sebagai upaya memperkenalkan bidang perfilman atau videografi serta cinematografi, Senin.

Pada kegiatan tersebut, panitia menghadirkan John De Rantau sutradara film "Denias" serta bintang iklan dan aktor film maupun sinetron, Mario Maulana Nazar, sebagai narasumber untuk memberikan pengenalan sekaligus pengalaman cinematografi kepada peserta workshop yang terdiri dari pelajar SMA, mahasiswa dan penggemar videografi di Tenggarong dan sekitarnya.

Suasana workshop itu berlangsung santai dan diselingi humor, pasalnya Mario sesekali memberikan materi dengan dibumbui humor khasnya.

Kepala Disbudpar Kukar, Sri Wahyuni, mengatakan, kegitan tersebut merupakan bagian dari Festvial Kota Raja (FKR) guna memeriahkan hari jadi Tenggrong ke-230.

Menurutnya, FKR baru pertama kali digelar tahun ini serta beberapa kegiatan didalamnya pun merupakan kegiatan yang belum pernah di gelar di Tenggarong, salah satunya Workshop Movie Fest tersebut.

Dikatakannya, workshop itu bertujuan untuk membuat gerakan baru di Kukar pada bidang Cinematografi, yang memicu terbentuknya komunitas pecinta videografi.

Menurut Sri, dewasa ini film bisa menjadi media untuk menyampaikan berbagai pesan termasuk potensi wisata suatu daerah. Untuk itu jika komunitas pecinta videografi sudah ada di Kukar, diharapkan mereka terus berkaya.

"Buat saja film tentang apa saja di Kukar kemudian Pemkab melalui Disbudpar akan mendukung wadah pemutaran film hasil karya komunitas tersebut," ujar Sri saat membuka acara itu.

Untuk diketahui bahwa Disbudpar juga menggelar Festival Film Pendek (FFP) yang bertajuk Kawa Haq. Sejak beberapa minggu lalu panitia telah mensosilisasikan  FFP tersebut, dan peminatnya cukup besar, padahal kegiatan ini baru pertama kali digelar.

"Hingga, Hari ini (Senin.red)  sudah ada 61 film yang terkumpul, panitia merasa kewalahan menseleksi film yang layak tayang sebagai nominator yang direncanakan 30 film saja," paparnya.

Adapun Juri FFP itu selain John De Rantau dan Mario Maulana Nazar, juga dibantu tenaga lokal yaitu budayawan Kukar, Budi warga alias Datoq Marangan, videografer asal Balikpapan Indra, dan dari Disbudpar Kukar, Mustaqim.

Sementara panitia workshop, Daud mengatakan Kawa Haq adalah bahasa Kutai yang berarti boleh saja, artinya workshop dan FFP tersebut sebagai pengenalan dan silaturahmi.

"Kawa Haq artinya boleh saja, maknanya silahkan saja ikut dan buat film bebas temanya apa saja, karena tujuan utmanya untuk memperkenalkan tentang film serta agar kawan-kawan peserta boleh berkarya," terangnya.  (*)

Pewarta: Hayru Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012