Banjarmasin (ANTARA Kalsel) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan rel kereta api (KA) lintas Kalimantan harus sudah mulai dibangun pada 2013 untuk mendukung pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia.

Usai memberikan kuliah umum tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan kondisi perekonomian terkini di Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (6/10), Hatta Rajasa mengatakan percepatan pembangunan infrastruktur harus segera dilakukan oleh semua pihak.

Hal tersebut, kata dia, sangat penting untuk dilakukan karena pada 2014 diharapkan pelaksanaan MP3EI sesuai dengan koridor masing-masing daerah sudah harus dilaksanakan, antara lain untuk energi sudah tidak boleh dikirim dalam bentuk raw material, tetapi harus sudah berupa bahan jadi.

"Pertambangan maupun sumber energi lainnya, tidak boleh di ekspor dalam kondisi mentah atau bahan baku, tetapi sudah harus berupa hasil industri," katanya.

Mendukung pelaksanaan tersebut, kata dia, selain mempercepat pembangunan infrastruktur antara lain dengan menggenjot penambahan anggaran, juga mendorong seluruh pihak seperti PLN untuk terus membangun energi listrik untuk memenuhi kebutuhan investasi.

Pemerintah juga akan memberikan kemudahan atau insentif bagi investor yang ingin masuk dan membangun industri di daerah.

"Suatu negara yang hanya mampu mengirim barang mentah maka dia selamanya akan menjadi bangsa buruh," kata Hatta dihadapan ribuan mahasiswa Unlam.

Hanya dengan pembangunan industri, kata dia, kedepan perekonomian nasional akan jauh lebih kuat dan disegani oleh negara-negara lain.

Hatta menargetkan pada 2014, pendapatan perkapita masyarakat Indonesia adalah 5.000 dolar AS dan pada 2025 mencapai 16.000 dolar AS perkapita.

Melalui pelaksanaan MP3EI, kata dia, target tersebut optimistis bisa tercapai, asalkan mendapatkan dukungan seluruh pihak baik pemerintah, pengusaha maupun masyarakat.

Khusus Kalimantan, anggaran pelaksanaan MP3EI sekitar Rp200 triliun untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur dan mendorong tumbuhnya investasi di daerah ini.

Sedangkan secara nasional hingga 2025 dianggarkan Rp4.000 triliun.

Terkait anjloknya ekspor hampir di seluruh sektor, kata Hatta, kendati berpengaruh terhadap perekonomian nasional namun tidak terlalu signifikan, karena impor secara nasional juga turun.

Terhadap hal tersebut, kata dia, kini pemerintah terus melakukan terobosan-terobosan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurut Hatta, MP3EI disusun berdasarkan optimisme pemerintah dalam melihat posisi Indonesia di mata internasional. Diharapkan keberadaan masterplan ini mendorong visi Indonesia menjadi 10 negara terbesar dunia di tahun 2025.      

Pertimbangan utama adalah kondisi makroekonomi Indonesia yang cukup menjanjikan dan menjadi Negara yang diperhitungkan di mata dunia.

Hal itu dibuktikan pula oleh keberhasilan Indonesia bertahan dari "The Second Great Depression" pada tahun 2008, salah satu dari sedikit Negara yang tidak terkena dampak signifikan.

Tujuannya adalah terbentuknya integrasi pembangunan, agar masterplan ini tidak tumpang tindih dengan masterplan-masterplan lain yang telah ada.

MP3EI merupakan strategi penguatan Koridor Ekonomi Indonesia, yaitu pemetaan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di enam koridor yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku-Papua, Bali-NTT.

Selain itu, penguatan konektivitas nasional, visi yang diusung adalah menghubungkan pusat-pusat ekonomi maupun daerah terpencil agar terjadi value chain yang efektif di Indonesia. (*)

Pewarta:

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012