Nunukan (ANTARA) - Hasil perkebunan warga Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur selama ini hanya dipasarkan ke Tawau, Malaysia.
Seorang warga Pulau Sebatik, Umar di Sebatik, Sabtu (29/9), mengaku hasil-hasil perkebunan masyarakat pulau ini setiap hari dijual kepada pengusaha di Tawau, Malaysia.
Bukan hanya hasil perkebunan, katanya, hasil pertanian pun seperti sayur-sayuran berupa tomat, cabai, kacang semuanya dibawa ke negara tetangga tersebut.
Menurut dia, hasil kebun dan pertanian diangkut dengan menggunakan perahu ketinting melalui Sungai Ajikuning dan Lalosalo setiap hari.
Mengenai hasil kebun, lanjut Umar, berupa pisang, buah-buahan dan terutama kelapa sawit.
Ia menambahkan pisang misalnya setiap sisir dijual di Tawau seharga 1 ringgit Malaysia atau setara dengan Rp3.000.
Namun harga tersebut tidak stabil, berhubung pedagang Tawau seringkali mempermainkan harga apabila diketahui pasokan sangat banyak dari Pulau Sebatik.
"Harga hasil kebun masyarakat Sebatik biasa dibeli murah oleh pedagang di sana (Tawau) kalau diketahui banyak pasokan dari sini (Sebatik). Tapi kita harus terima daripada rusak," kata Umar yang seringkali dikecewakan oleh pedagang Tawau.
Oleh karena itu, para petani di Pulau Sebatik sangat mengharapkan upaya pemerintah dengan langkah apapun supaya pengusaha Malaysia khususnya dari Tawau yang datang membeli hasil perkebunan dan pertanian di Pulau Sebatik agar tidak seenaknya mempermainkan harga.
Selama ini, kata Umar, masyarakat Sebatik senang atau tidak senang harus membawa hasil kebun dan pertaniannya ke Tawau karena hanya di sana lah pemasaran satu-satunya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Seorang warga Pulau Sebatik, Umar di Sebatik, Sabtu (29/9), mengaku hasil-hasil perkebunan masyarakat pulau ini setiap hari dijual kepada pengusaha di Tawau, Malaysia.
Bukan hanya hasil perkebunan, katanya, hasil pertanian pun seperti sayur-sayuran berupa tomat, cabai, kacang semuanya dibawa ke negara tetangga tersebut.
Menurut dia, hasil kebun dan pertanian diangkut dengan menggunakan perahu ketinting melalui Sungai Ajikuning dan Lalosalo setiap hari.
Mengenai hasil kebun, lanjut Umar, berupa pisang, buah-buahan dan terutama kelapa sawit.
Ia menambahkan pisang misalnya setiap sisir dijual di Tawau seharga 1 ringgit Malaysia atau setara dengan Rp3.000.
Namun harga tersebut tidak stabil, berhubung pedagang Tawau seringkali mempermainkan harga apabila diketahui pasokan sangat banyak dari Pulau Sebatik.
"Harga hasil kebun masyarakat Sebatik biasa dibeli murah oleh pedagang di sana (Tawau) kalau diketahui banyak pasokan dari sini (Sebatik). Tapi kita harus terima daripada rusak," kata Umar yang seringkali dikecewakan oleh pedagang Tawau.
Oleh karena itu, para petani di Pulau Sebatik sangat mengharapkan upaya pemerintah dengan langkah apapun supaya pengusaha Malaysia khususnya dari Tawau yang datang membeli hasil perkebunan dan pertanian di Pulau Sebatik agar tidak seenaknya mempermainkan harga.
Selama ini, kata Umar, masyarakat Sebatik senang atau tidak senang harus membawa hasil kebun dan pertaniannya ke Tawau karena hanya di sana lah pemasaran satu-satunya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012