Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Pembangunan jalan poros Palaran sepanjang 18 kilometer untuk menghubungkan Pelabuhan Terminal Peti Kemas (TPK) Palaran, Samarinda, Kaltim, membutuhkan anggaran Rp358 miliar yang berasal dari APBD Provinsi Kaltim.
Dana tersebut diturunkan Pemprov Kaltim dengan pola tahun jamak (multiyears contract) selama empat tahun, yakni mulai 2011 hingga 2014, kata Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Proyek Peningkatan Jalan Samarinda Seberang-Palaran Dinas Pekerjaan Umum Kaltim, Ersyani di Samarinda, Jumat.
Dana sebesar itu, lanjutnya, bukan hanya untuk membangun jalan poros, namun juga untuk membangun jembatan pendamping di Jl Ampera Palaran yang masih satu paket dengan pembangunan jalan poros itu.
Jembatan pendamping atau jembatan kembar itu akan dibangun dengan tipe yang lebih baik ketimbang jembatan yang sudah ada sebelumnya.
Jembatan pendamping itu akan dibangun dengan tipe A dengan lebar 7 meter atau lebih lebar dari Jembatan Kuning 6 meter dan masih bertipe B. Sedangkan panjang jembatan pendamping sama dengan jembatan sebelahnya, yakni 60 meter.
Pembangunan jembatan pendamping tersebut bertujuan agar tidak terjadi penumpukan kendaraan sehingga lalu lintas menjadi lancar, ketika jalan poros Palaran sudah ramai dilalui oleh kendaraan angkutan dari dan ke Pelabuhan TPK Palaran.
Jembatan pendamping bertipe A itu diproyeksikan dapat bertahan hingga 100 tahun ke depan. Kekuatan jembatan ini akan mampu menahan beban hingga 40 ton karena kendaraan peti kemas akan banyak melintasi jembatan itu.
Pembangunan jembatan kembar dilakukan seiring dengan pembangunan infrastruktur jalan poros Palaran sebagai jalur lalu lintas utama angkutan peti kemas, yakni untuk meningkatkan kelas jalan provinsi dari kelas III menjadi kelas II sepanjang Samarinda Seberang hingga TPK Palaran.
Sedangkan pembangunan jalan poros Palaran sepanjang 18 kilometer itu menggunakan cor beton (rigid pavement) sehingga akan tahan ketika dilalui truk berat pengangkut peti kemas.
Jalan tersebut juga dapat dilalui masyarakat atau kendaraan umum sehingga masyarakat dapat merasakan kemulusan jalan. Untuk Pelabuhan TPK Palaran telah selesai dibangun pada 2010 dan saat ini sudah beroperasi. Pembangunan TPK Palaran merupakan pengganti dari Pelabuhan Samarinda yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Samarinda.
Namun saat ini TPK Palaran belum bisa beroperasi 100 persen karena belum dibangunnya terminal penumpang dan general cargo, sehingga proses bongkar muat peti kemas sebagian masih dilakukan di Pelabuhan Samarinda. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Dana tersebut diturunkan Pemprov Kaltim dengan pola tahun jamak (multiyears contract) selama empat tahun, yakni mulai 2011 hingga 2014, kata Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Proyek Peningkatan Jalan Samarinda Seberang-Palaran Dinas Pekerjaan Umum Kaltim, Ersyani di Samarinda, Jumat.
Dana sebesar itu, lanjutnya, bukan hanya untuk membangun jalan poros, namun juga untuk membangun jembatan pendamping di Jl Ampera Palaran yang masih satu paket dengan pembangunan jalan poros itu.
Jembatan pendamping atau jembatan kembar itu akan dibangun dengan tipe yang lebih baik ketimbang jembatan yang sudah ada sebelumnya.
Jembatan pendamping itu akan dibangun dengan tipe A dengan lebar 7 meter atau lebih lebar dari Jembatan Kuning 6 meter dan masih bertipe B. Sedangkan panjang jembatan pendamping sama dengan jembatan sebelahnya, yakni 60 meter.
Pembangunan jembatan pendamping tersebut bertujuan agar tidak terjadi penumpukan kendaraan sehingga lalu lintas menjadi lancar, ketika jalan poros Palaran sudah ramai dilalui oleh kendaraan angkutan dari dan ke Pelabuhan TPK Palaran.
Jembatan pendamping bertipe A itu diproyeksikan dapat bertahan hingga 100 tahun ke depan. Kekuatan jembatan ini akan mampu menahan beban hingga 40 ton karena kendaraan peti kemas akan banyak melintasi jembatan itu.
Pembangunan jembatan kembar dilakukan seiring dengan pembangunan infrastruktur jalan poros Palaran sebagai jalur lalu lintas utama angkutan peti kemas, yakni untuk meningkatkan kelas jalan provinsi dari kelas III menjadi kelas II sepanjang Samarinda Seberang hingga TPK Palaran.
Sedangkan pembangunan jalan poros Palaran sepanjang 18 kilometer itu menggunakan cor beton (rigid pavement) sehingga akan tahan ketika dilalui truk berat pengangkut peti kemas.
Jalan tersebut juga dapat dilalui masyarakat atau kendaraan umum sehingga masyarakat dapat merasakan kemulusan jalan. Untuk Pelabuhan TPK Palaran telah selesai dibangun pada 2010 dan saat ini sudah beroperasi. Pembangunan TPK Palaran merupakan pengganti dari Pelabuhan Samarinda yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Samarinda.
Namun saat ini TPK Palaran belum bisa beroperasi 100 persen karena belum dibangunnya terminal penumpang dan general cargo, sehingga proses bongkar muat peti kemas sebagian masih dilakukan di Pelabuhan Samarinda. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012