Bank Indonesia Perwakilan Balikpapan memberikan bantuan sarana dan prasarana pendidikan kepada 18 lembaga pendidikan di tiga daerah di Provinsi Kalimantan Timur yaitu Balikpapan, Penajam Paser Utara, dan Paser senilai seluruhnya Rp583,6 miliar.
“Bantuan kami berupa laptop, modem, proyektor dan layarnya, dan kuota internet,” kata Kepala Perwakilan BI Balikpapan Bimo Epyanto, Minggu.
Secara rinci sarana dan prasarana yang diberikan berupa 53 laptop, 53 modem, 23 pasang proyektor dan layarnya, serta kuota internet. Bantuan itu diberikan kepada 4 perguruan tinggi, 5 SMA/sederajat, 4 SMP, dan 5 SD di Balikpapan, Penajam Paser Utara, dan Paser.
“Kami harapkan bantuan ini bisa dimanfaatkan maksimal,” lanjut Epyanto.
Menuru Kepala Perwakilan BI Balikpapan, bantuan tersebut bersebab akibat dengan wabah COVID-19. Sebagian sekolah yang menerima bantuan sebelumnyua tidak memiliki sarana dan prasarana yang cukup untuk pembelajaran secara daring.
Di sekolah yang agak jauh dari kota, misalnya, lazim yang memiliki laptop hanya kepala sekolah, atau pun sekolah memiliki satu atau dua untuk keperluan administrasi.
“Ketika harus harus belajar secara daring, dan guru harus menyiapkan materi pelajaran sendiri, yang tidak punya laptop jadi lebih repot,” kata Dwi, guru SMP di Balikpapan. Apalagi kemudian untuk daring diperlukan perangkat tambahan seperti modem.
“Dengan bantuan laptop, modem, dan kuota internetnya itu kami sekali lagi berharap bisa memudahkan rekan-rekan guru menyampaikan pengajarannya,” kata Epyanto.
Memberi sumbangan peralatan sehingga langsung menyelesaikan satu persoalan teknis hanya satu dari banyak kegiatan Bank Indonesia yang langsung ke pokok masalah. Dalam hal tugasnya menjaga nilai tukar rupiah agar tidak tergerus inflasi, misalnya, BI mendorong masyarakat Balikpapan bertanam cabai, komoditas penyebab inflasi di Kota Minyak.
BI turun langsung memberi bibit, mengajari bertanam cabai dengan mengundang petani profesional berbagi ilmu, dan membuat lomba agar cabainya dipelihara dengan baik dan memberi hasil maksimal.
“Satu yang terbaik hal bertanam cabai ini juga siswa-siswa di sekolah, yaitu para siswa SMK 3 Balikpapan,” kata Penanggung Jawab Program GWM Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan NM Mirnayanti. GWM adalah Gerakan Wanita Matilda, juga program bercocok-tanam dengan penggiat kaum perempuan di lingkungan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020