Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Keluarga penumpang KM Surya Indah yang tenggelam di Sungai Mahakam, tepatnya di Kampung Seblang, Kecamatan Muara Pahu, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, kesulitan mendapatkan informasi terkait data korban.

Seorang warga yang mengaku kerabat salah satu penumpang, Sabtu petang, mendatangi Dermaga Mahakam Ulu untuk menanyakan perkembangan pencarian korban tenggelamnya KM Surya Indah tersebut.

Namun, wanita yang mengaku bernama Yayan Suryani itu belum mendapatkan informasi detail mengenai anak asuhnya yang bernama Fitri Aryanti (15), siswa sebuah SMK di Samarinda, yang ikut menjadi penumpang KM Surya Indah bersama tujuh orang kerabatnya.

"Saya heran, nama anak asuh saya itu tidak terdaftar pada pencarian orang begitupula dengan penumpang selamat," ungkap Yayan Suryani sambil menunjukkan foto Fitri Aryani.

Sebelum dikabarkan tenggelam, kata pengasuh kelompok seni Kuda Lumping di Samarinda itu, Fitri Aryani masih sempat mengirim pesan singkat melalui telepon genggamnya ke beberapa rekannya.

"Pada Kamis malam (13/9) sekitar pukul 22.00 Wita, anak asuh saya di kelompok seni Kuda Lumping itu masih sempat berkirim SMS ke teman-temannya yang mengeluhkan lamanya pelayaran tersebut. Namun, setelah itu, telepon genggam Fitri Aryani sudah tidak bisa dihubungi," kata Yayan Suryani.

Fitri Aryani lanjut dia, berangkat ke Long Bigun bersama tujuh orang kerabatnya untuk mengantar salah satu keluarga yang telah melahirkan.

"Selamat atau tidak yang penting bagi kami dia ditemukan sehingga ada kejelasan," ungkap Yayan Suryani.

Berbekal surat keterangan dari Ketua RT, Yayan Suryani mengaku akan berangkat ke Posko Tenggelamnya KM Surya Indah di Muara Pahu.

"Bagaimanapun caranya, saya akan berangkat ke posko untuk menyerahkan data-data tentang Fitri Aryani kepada tim SAR," kata Yayan Suryani.

Hingga hari ketiga pasca tenggelamnya KM Surya Indah, tidak terlihat adanya posko kapal tenggelam di Dermaga Mahakam Ulu, seperti saat terjadinya pesawat jatuh di Bandara Temindung Samarinda yang sempat melibatkan ratusan personel baik dari Polresta Samarinda, TNI dan Basarnas.

Hanya spanduk DVI (dissaster victim identitification) yang terlibat baru terpasang pada Sabtu menempel pada dinding kantor Dermaga Mahakam Ulu.

Sejumlah keluarga penumpang mengaku bingung karena tidak menemukan data-data korban selamat dan yang masih dalam pencarian di Dermaga Mahakam Ulu tersebut.

Hingga hari ketiga tenggelamnya KM Surya Indah, sudah empat penumpang yang ditemukan tewas, 24 masih dinyatakan hilang serta 83 penumpang selamat.

KM Surya Indah yang melayani rute pelayaran dari Kota Samarinda menuju pedalaman Kalimantan Timur, yakni di Kabupaten Kutai Barat, dilaporkan tenggelam di Sungai Mahakam pada Kamis (13/9) malam sekitar pukul 23.00 Wita.

"Saya mendapat kabar tentang tenggelamnya KM Surya Indah pada Kamis malam (13/9) sekitar pukul 23.00 Wita. Kapal itu meninggalkan dermaga Kamis pagi sekitar pukul 07.00 Wita dan seharusnya tiba di Pelabuhan Melak, Kutai Barat, Jumat dinihari (14/9) sekitar pukul 01. 00 Wita," ungkap Kepala Dermaga Mahakam Ulu Kota Samarinda, Sukarja.

Berdasarkan data manifes kata Sukarja, KM Surya Indah meninggalkan Dermaga Mahakam Ulu dengan mengangkut 40 penumpang, 11 kendaraan roda dua dan barang seberat 10 ton.

Kapal berkapasitas 96 penumpang dan kemampuan memuat barang hingga 40 ton tersebut selama pelayaran menuju Pelabuhan Melak juga dapat menaikkan penumpang di sepanjang perjalanan di Sungai Mahakam.

Bertambahnya jumlah penumpang KM Surya Indah itu, lanjut dia, juga disebabkan, sebelum tiba di Pelabuhan Melak, Kutai Barat, kapal tersebut singgah di tiga dermaga yakni Dermaga Tenggarong, Dermaga Kota Bangun serta Dermaga Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara.

"Memang, dari Dermaga Mahakam Ulu di Samarida, KM Surya Indah hanya mengangkut 40 penumpang namun sebelum tiba di Pelabuhan Melak kapal itu akan singgah di tiga dermaga yang dilalui sehingga kemungkinan jumlah penumpangnya terus bertambah. Bahkan, dalam pelayaran biasanya banyak juga penumpang yang naik melalui perahu," kata Sukarja.  (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012