Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Karya Mandiri, Desa Sukomulyo, Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, pada 2020 mampu berkontribusi terhadap pendapatan asli desa (PADes) senilai Rp23,65 juta dari tiga unit usaha yang dijalankan.
 
 
"Ada tiga usaha yang kami jalankan yakni perkreditan, penyediaan alat tulis kantor (ATK), dan retribusi pasar mingguan desa. Dari tiga usaha ini, kontribusi untuk PADes tahun 2020 senilai Rp23,65 juta," ujar Direktur BUMDes Karya Mandiri Herly First Ayu Octvera di Sepaku, Senin.
 
Omzet yang diperoleh BUMDes ini di tahun lalu senilai Rp80,81 juta. Dari jumlah ini, kemudian hasilnya dibagi ke beberapa pos, antara lain untuk pengurus BUMDes, untuk tambahan modal usaha, untuk dana sosial masyarakat, dan untuk PADes.
 
Herly melanjutkan, keuntungan yang disisikan untuk PADes dan telah masuk dalam anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) Sukomulyo 2020 sebesar Rp23,65 juta, untuk tambahan modal usaha sebesar Rp15,77 juta, dan untuk dana sosial masyarakat Rp1,48 juta.
 
Sedangkan untuk target kontribusi PADes tahun ini sebesar Rp20 juta, namun ia pesimis mampu mencapai target itu karena hingga Oktober 2020 baru terealisasi Rp9 juta, sehingga sampai di akhir tahun ini diyakini tidak mampu mencapai targetnya.
 
Menurut dia, kendala utama dari tidak tercapainya target karena adanya pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang berdampak pada anjloknya transaksi di unit usaha ATK, termasuk tunggakan dari usaha perkreditan yang dijalankan.
 
Unit usaha perkreditan yang dijalankan ini untuk membantu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di desa setempat, seperti untuk pertanian, peternakan, dan berbagai jenis industri rumahan yang bahan bakunya dari produk pertanian lokal.
 
Herly juga menuturkan awal menjadi pengurus BUMDes Karya Mandiri "diwarisi' masalah yang harus dituntaskan, yakni tunggakan sebanyak 42 kreditur dengan total tunggakan sekitar Rp400 juta dengan modal awal untuk usahanya mencapai Rp575 juta.
 
"Selama dua tahun menjadi pengurus BUMDes, kami terus melakukan pendekatan dan membuat berbagai formula, sehingga secara perlahan jumlah penunggak kredit terus menurun, yakni tahun 2018 tinggal 80 penunggak macet dan tahun ini tersisa 14 penunggak dengan total kredit macet senilai Rp75 juta," ucap Herly. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020