Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Jenazah General Manager Elliott Geophysics International, Peter John Elliott, salah satu penumpang pesawat PA-31 Piper Navajo Chief Tain milik PT Intan Angkasa yang ditemukan hancur di Gunung Mayang, Kalimantan Timur, akan dimakamkan di negaranya, Australia.
"Setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, jenazah Peter John Elliott akan dibawa ke Kedutaan Besar Australia untuk disemayamkan. Selanjutnya, setelah proses administrasi selesai, jenazahnya diterbangkan menuju Australia untuk dimakamkan," tutur Chief Pilot PT Intan Angkasa Air Service, Widi Kurniawan, di Samarinda, Jumat.
Pihak PT Intan Angkasa Air Service, lanjut Widi, hanya menanggung pemulangan jenazah dari Samarinda ke Jakarta.
"Untuk proses pemberangkatan menuju Australia, akan ditanggung pihak asuransi," katanya.
Sementara itu anggota TNI Angkatan Udara Kapten Suyoto yang ikut menjadi korban pesawat carteran tersebut akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Jombang, Jawa Timur.
"Kami mendapat informasi dari pihak TNI AU di Landasan Udara Halim Perdanakusumah bahwa Kapten Suyoto akan dimakamkan di TMP Jombang, Jawa Timur," ungkap Widi Kurniawan.
Sebelum diterbangkan ke Jawa Timur, jenazah Kapten Suyoto terlebih dahulu disemayamkan di Lanud Halim Perdanakusumah.
"Dari Cengkareng, jenazah akan dibawa Lanud Halim Perdanakusumah untuk disemayamkan. Namun, Kami belum mengetahui kepastian kapan jenazah itu dibawa ke Jawa Timur," katanya.
"Sementara dua korban lainnya akan dimakamkan keluarganya di Jakarta. Jika tidak ada halangan, keempat jenazah tersebut akan tiba di Jakarta Jumat malam sekitar pukul 20.00 Wita dan selanjutnya sekitar pukul 21.00 hingga 22.00 WIB diterima pihak keluarga," ujar Widi Kurniawan.
Pada Jumat pagi, tim DVI (dissaster victim identification) berhasil mengidentifikasi keempat korban pesawat yang jatuh di wilayah Kabupaten Kutai Timur itu, selanjutnya diserahkan ke pihak keluarga.
Pesawat milik PT Intan Angkasa jenis PA31 Piper Navajo Chief Tain dengan nomor registrasi PK-IWH yang dicarter oleh Elliot Geophysics International itu, sedang melakukan pemetaan di salah satu area perusahaan tambang batu bara di Kota Bontang, dilaporkan telah kehilangan kontak sejak Jumat (24/8) pagi sekitar pukul 08.04 Wita.
Pesawat survei dengan pilot Capt Marshal Basir berpenumpang tiga orang, yakni Peter John Elliott selaku General Manager Elliot Geophysics International, seorang surveyor Jandri Hendrizal, serta pendamping dari Kementerian Pertahanan RI Kapten Suyoto, lepas landas dari Bandara Temindung Samarinda pada Jumat (24/8) pagi sekitar pukul 07.51 Wita, dan dipastikan hilang pada Jumat siang sekitar pukul 13.51 Wita.
Pesawat buatan Amerika pada 1978 itu akhirnya ditemukan dalam kondisi hancur dan terbakar di lereng Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur, pada Minggu (26/8) sekitar pukul 17.25 Wita. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Setelah tiba di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, jenazah Peter John Elliott akan dibawa ke Kedutaan Besar Australia untuk disemayamkan. Selanjutnya, setelah proses administrasi selesai, jenazahnya diterbangkan menuju Australia untuk dimakamkan," tutur Chief Pilot PT Intan Angkasa Air Service, Widi Kurniawan, di Samarinda, Jumat.
Pihak PT Intan Angkasa Air Service, lanjut Widi, hanya menanggung pemulangan jenazah dari Samarinda ke Jakarta.
"Untuk proses pemberangkatan menuju Australia, akan ditanggung pihak asuransi," katanya.
Sementara itu anggota TNI Angkatan Udara Kapten Suyoto yang ikut menjadi korban pesawat carteran tersebut akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Jombang, Jawa Timur.
"Kami mendapat informasi dari pihak TNI AU di Landasan Udara Halim Perdanakusumah bahwa Kapten Suyoto akan dimakamkan di TMP Jombang, Jawa Timur," ungkap Widi Kurniawan.
Sebelum diterbangkan ke Jawa Timur, jenazah Kapten Suyoto terlebih dahulu disemayamkan di Lanud Halim Perdanakusumah.
"Dari Cengkareng, jenazah akan dibawa Lanud Halim Perdanakusumah untuk disemayamkan. Namun, Kami belum mengetahui kepastian kapan jenazah itu dibawa ke Jawa Timur," katanya.
"Sementara dua korban lainnya akan dimakamkan keluarganya di Jakarta. Jika tidak ada halangan, keempat jenazah tersebut akan tiba di Jakarta Jumat malam sekitar pukul 20.00 Wita dan selanjutnya sekitar pukul 21.00 hingga 22.00 WIB diterima pihak keluarga," ujar Widi Kurniawan.
Pada Jumat pagi, tim DVI (dissaster victim identification) berhasil mengidentifikasi keempat korban pesawat yang jatuh di wilayah Kabupaten Kutai Timur itu, selanjutnya diserahkan ke pihak keluarga.
Pesawat milik PT Intan Angkasa jenis PA31 Piper Navajo Chief Tain dengan nomor registrasi PK-IWH yang dicarter oleh Elliot Geophysics International itu, sedang melakukan pemetaan di salah satu area perusahaan tambang batu bara di Kota Bontang, dilaporkan telah kehilangan kontak sejak Jumat (24/8) pagi sekitar pukul 08.04 Wita.
Pesawat survei dengan pilot Capt Marshal Basir berpenumpang tiga orang, yakni Peter John Elliott selaku General Manager Elliot Geophysics International, seorang surveyor Jandri Hendrizal, serta pendamping dari Kementerian Pertahanan RI Kapten Suyoto, lepas landas dari Bandara Temindung Samarinda pada Jumat (24/8) pagi sekitar pukul 07.51 Wita, dan dipastikan hilang pada Jumat siang sekitar pukul 13.51 Wita.
Pesawat buatan Amerika pada 1978 itu akhirnya ditemukan dalam kondisi hancur dan terbakar di lereng Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur, pada Minggu (26/8) sekitar pukul 17.25 Wita. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012