Perajin batik di Desa Bangun Mulya Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, menyiapkan batik khas sebagai oleh-oleh untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kemungkinan berkunjung ke daerah itu.

"Kami sudah dipesan Ibu Risna Abdul Gafur (Ketua Dekranasda Kabupaten PPU) untuk membuat sembilan motif batik sebagai latihan. Batik ini juga sebagian untuk buah tangan Pak Jokowi jika pada Desember nanti beliau berkunjung ke sini," ujar Ketua Panitia Pameran Batik Kabupaten PPU Yuni Nurhayati Aka di Bangun Mulya, Jumat.

Hal ini ia katakan saat ditemui wartawan saat Pameran Membatik dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional. Dalam acara ini juga dijual produk batik dengan harga murah, seperti kain batik prada yang biasanya seharga Rp1 juta, namun kali ini hanya dijual seharga Rp400 ribu per lembar.

Sembilan motif batik yang saat ini sebagai pematangan latihan itu adalah motif khas PPU seperti motif rusa, karamunting, manggar, burung enggang, tanaman hias kantong semar, dan primata bekantan.

Ia mengakui bahwa batik yang dikembangkan di Desa Bangun Mulya belum terkenal seperti di Pulau Jawa, karena memang baru bulan lalu warga setempat mengikuti pelatihan membatik sekaligus ditetapkan sebagai kawasan pengembangan batik.

Namun seiring antusias peserta pelatihan membatik dan sudah dihasilkan sejumlah karya seperti batik motif karamunting, manggar dan motif bekantan yang sudah siap dipasarkan, maka ia optimis tingkat perkembangan batik di PPU, terutama Desa Bangun Mulya lebih cepat.

Yuni yang juga Sekretaris Desa Bangun Mulya ini melanjutkan bahwa desanya ditunjuk sebagai desa sentra batik di Kabupaten PPU ini melalui SK Bupati. Awalnya ia merasa ragu atas penunjukan ini karena embrionya saat itu belum ada.

Namun seiring dengan perjalanan waktu yang cukup singkat mulai pelatihan selama tujuh hari dan adanya latihan lanjutan secara mandiri hingga kini serta sudah berhasilnya para peserta memproduksi batik, maka ia optimis ke depan desa ini menjadi cikal bakal pengembangan batik di PPU.

"Penunjukan Desa Bangun Mulya sebagai desa sentra batik ini saya nilai sebagai tantangan sekaligus sebagai jalan bagi kami untuk membangun sumber daya manusia dari sesuatu yang baru. Adapun alasan penunjukan Bangun Mulya sebagai sentra batik, salah satunya karena tingkat gotong royongnya tinggi," ucap Yuni. (*) 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020