Pemerintah Kabupaten Paser mendukung program pembangunan tempat pencucian hasil sarang walet agar bersih, berkualitas dan memiliki nilai jual tinggi.
“Perlu ada tempat pencucian sarang walet untuk meningkatkan kualitas produk. Pemkab Paser sangat mendukung jika hal itu dilakukan,” ujar Wabup Paser Kaharuddin usai pertemuan dengan Tim Gubernur Untuk Percepatan Pelaksanaan Pembangunan (TGUP3) Kaltim dan Balai Karantina Pertanian Balikpapan, Kamis (1/10)
"Kualitas sarang walet sangat berpengaruh dari kebersihan dan kualitasnya," Kaharuddin
Dia menyebutkan selama ini hasil sarang burung walet di Paser harus terlebih dahulu dikirim ke Surabaya sebelum diekspor.
“Pencucian hasil sarang walet selama ini di kirim ke Surabaya, sehingga harga sarang walet nilainya tidak signifikan. Kalau bisa ada di sini, akan lebih baik sehingga bisa langsung diekspor,”katanya.
Ia menjelaskan maka potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor sarang burung walet cukup besar. Namun hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Paser belum mendapatkan PAD yang cukup signifikan dari sektor tersebut.
“Meskipun yang paling banyak sarang burung walet, tapi tidak ada apa-apanya,” ucapnya.
Menurut Kaharuddin Pemkab Paser belum menemukan regulasi untuk memaksimal PAD dari sektor sarang burung walet. Hal tersebut disebabkan karena Pemkab Paser mengalami kendala dalam mendata pendapatan pengusaha sarang burung walet.
“Persoalannya jika kita tagih retribusinya, pihak pengusaha berdalih tidak ada hasil, padahal ada aja hasilnya,” katanya.
Selama ini kata Kaharuddin belum ada pengawasan terhadap pengusaha sarang burung walet.Bagaimana caranya agar ada kesadaran masyarakat supaya pendapatannya bisa menjadi PAD.
"Kita mendorong ada kesadaran para pengusaha sarang burung walet untuk membayar retribusi, sehingga memberikan kontribusi terhadap PAD Kabupaten Paser,” harap Kaharuddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020
“Perlu ada tempat pencucian sarang walet untuk meningkatkan kualitas produk. Pemkab Paser sangat mendukung jika hal itu dilakukan,” ujar Wabup Paser Kaharuddin usai pertemuan dengan Tim Gubernur Untuk Percepatan Pelaksanaan Pembangunan (TGUP3) Kaltim dan Balai Karantina Pertanian Balikpapan, Kamis (1/10)
"Kualitas sarang walet sangat berpengaruh dari kebersihan dan kualitasnya," Kaharuddin
Dia menyebutkan selama ini hasil sarang burung walet di Paser harus terlebih dahulu dikirim ke Surabaya sebelum diekspor.
“Pencucian hasil sarang walet selama ini di kirim ke Surabaya, sehingga harga sarang walet nilainya tidak signifikan. Kalau bisa ada di sini, akan lebih baik sehingga bisa langsung diekspor,”katanya.
Ia menjelaskan maka potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor sarang burung walet cukup besar. Namun hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Paser belum mendapatkan PAD yang cukup signifikan dari sektor tersebut.
“Meskipun yang paling banyak sarang burung walet, tapi tidak ada apa-apanya,” ucapnya.
Menurut Kaharuddin Pemkab Paser belum menemukan regulasi untuk memaksimal PAD dari sektor sarang burung walet. Hal tersebut disebabkan karena Pemkab Paser mengalami kendala dalam mendata pendapatan pengusaha sarang burung walet.
“Persoalannya jika kita tagih retribusinya, pihak pengusaha berdalih tidak ada hasil, padahal ada aja hasilnya,” katanya.
Selama ini kata Kaharuddin belum ada pengawasan terhadap pengusaha sarang burung walet.Bagaimana caranya agar ada kesadaran masyarakat supaya pendapatannya bisa menjadi PAD.
"Kita mendorong ada kesadaran para pengusaha sarang burung walet untuk membayar retribusi, sehingga memberikan kontribusi terhadap PAD Kabupaten Paser,” harap Kaharuddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020