Kepala Dinas Perindustrian Kota Samarinda, HM Faisal mengatakan sejumlah UMKM yang memproduksi berbagai makanan dan minuman  di Kota Samarinda ikut merasakan dampak dari Pandemi COVID-19.
 

“Salah satunya adalah industri makanan amplang yang terdampak oleh pandemi COVID-19,” katanya di Samarinda, Kamis (24/9).

Sebelumnya  ia  meyakini bahwa usaha makanan amplang  tidak terlalu banyak  berpengaruh dengan adanya pandemi COVID-19, karena merupakan kebutuhan primer  apalagi bagi mereka yang sudah menerapkan strategi pemasaran online.

“Awalnya kami  dari Dinas perindustrian memprediksi tidak terlalu signifikan penurunan yang terjadi di sektor makanan amplang , namun ternyata industri  amplang  sangat besar pengaruhnya terjadi penurunan dalam penjualan ,” katanya.

Hal ini ada kaitannya dengan terpuruknya sektor pariwisata terutama kegiatan MICE di Kota Samarinda dan Provinsi Kalimantan Timur pada umumnya.

Faisal  menjelaskan bahwa ini imbas dari menurunnya kunjungan ke Kota Samarinda dan  ditutupnya sejumlah tempat wisata di sejumlah daerah sehingga kebutuhan akan oleh-oleh  juga berkurang .

Hal itu ia dapat informasi dari sejumlah pedagang amplang di Samarinda setelah beberapa waktu lalu melakukan kunjungan pembinaan Dinas Perindustrian sebanyak lima tempat usaha amplang dalam sepekan terakhir.

“ Salah satunya adalah  melakukan kunjungan  ke tempat prodksi  amplang Panglima  yang beralamat di Perum Graha Indah yang merasakan dampak dengan terhentinya pengiriman rutin setiap minggunya ke luar kota seperti  tujuan  Jawa dan Bali,” katanya.

Lanjut Faisal berdasarkan pengakuan Maskien Kepala Produksi  amplang Graha Indah  mengungkapkan disaat  pandemi COVID-19  tidak bisa lagi melakukan pengiriman rutin setiap minggunya keluar daerah.

“Biasanya  rata-rata pihaknya dapat melakukan pengiriman dengan total produksi sebanyak 1 ton lebih amplang ke Pulau  Jawa dan Bali bahkan ada juga ke Batam,”ujarnya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh produksi  amplang berlabel  Kampung Amplang  di Jalan Rumbia, dimana menurut Kepala Produksi  yang biasa  dipanggil bang Inong , biasanya dalam kondisi normal berproduksi rata-rata 15 kali dalam sebulan dengan rata-rata  sekali produksi  300kg.  Produksi  amplang untuk kebutuhan di  4 outlet mereka yakni dua di Samarinda dan dua di Balikpapan.

“Sekarang hanya bisa berproduksi 2 kali saja sebulan atau maksimal 3 kali, “kata Faisal menceritakan produksi mplang milik bang Inong.

Meski demikian tambah  faisal , berdasarkan penjelasan mereka secara berangsur-angsur   ada peningkatan  permintaan  sedikit ,semenjak diberlakukannya masa relaksasi di kota Samarinda.
 

Pewarta: Rhd

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020