Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu)  tertarik membentuk Forum Pemuda Disabilitas Kreatif (FPDK) yang dibentuk Dispora Kaltim.


  Hal itu diungkapkan Kepala Dispora Mahulu,Kritina ketika berkunjung ke Dispora Kaltim, Jumat (24/7).

Kunjungan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Mahulu tersebut diterima Kabid Pengembangan Pemuda, Hardiana Muriyani mewakili Plt. Kadispora di ruang Forum Pemuda Disabilitas Kreatif  (FPDK) yang terletak di lingkup Kantor Dispora Kompleks Stadion Madya Sempaja Samarinda.

"Semoga  di Kabupaten Mahulu segera terealisasi  FPDK,karena program ini sangat bagus mengingat pemberdayaan pemuda disabilitas ini masih sangat minim.Sementara mereka membutuhkan kepedulian semua pihak dalam upaya bersama meningkatkan perekonomian,"kata  Kirstina setelah mendapat penjelasan dari Hardiana mengenai FPDK.

Sebelumnya disampaikan Hardiana bahwa FPDK dibentuk pertama kali  pertengahan Juli 2018 dan dari sejak berdirinya hingga kini sejumlah anggota FPDK berhasil menorehkan prestasi sesuai bidang yang digelutinya.

Ia mengatakan FPDK  memfasilitasi pemuda disabilitas dengan semua latar belakangnya dengan prinsip keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang bagi mereka berkarya dan mandiri. 

Disamping itu, berdasarkan Pedoman Perencanaan dan Penganggaran yang diterbitkan oleh Kementerian PPN/Bappenas bahwa melibatkan penyandang disabilitas dalam pembangunan secara signifikan lebih menghemat anggaran dalam jangka panjang dari pada  tidak memerhatikan keterlibatan mereka.

Disamping itu FPDK bertujuan agar pemuda disabilitas Kaltim menjadi kreatif dan memiliki wadah untuk menghasilkan karya-karya luar biasa sekaligus sebagai pembuktian kepada non disabilitas bahwa kalangan disabilitas juga bisa berkarya. 

"Secara garis besar melalui FPDK, Dispora Kaltim berupaya agar masyarakat dari pemuda  disabilitas dapat diberdayakan secara maksimal," katanya.

Lanjut dia dimana pada prinsipnya pemuda disabiltas tidak perlu dikasihani, yang mereka butuhkan adalah kesempatan, akses, fasilitas untuk bergabung berkumpul dalam satu wadah, dimana setiap manusia pastinya memiliki kemampuan dan menggali potensi yang dimilikinya.

Bahkan  kata Hardiana untuk meningkatkan keterampilan mereka, Dispora Kaltim berkomitmen secara rutin memberikan mereka pelatihan-pelatihan agar nantinya mereka mampu berwirausaha, seperti beberapa waktu lalu pelatihan Batik Tulis, Batik Cap dserta Vokal dan musik diberikan kepada mereka.

Pelatihan yang didasari atas fakta bahwa disabilitas menjadi kelompok masyarakat yang rentan dalam kondisi pandemi COVID-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia. Disabilitas menghadapi risiko dan konsekuensi tambahan, serta kecemasan yang meningkat dari wabah ini termasuk para pemuda disabilitas tentunya.

"Bahkan dari data survei dampak COVID-19 terhadap disabilitas yang dirilis, Jaringan Disabilitas Indonesia (JDI), dari total 1.683 responden sebanyak 80,9 persen mengalami dampak negatif COVID-19 dan 86 persen yang bekerja di sektor informal mengalami pengurangan pendapatan sekitar 50-80 persen,"ungkap Hardiana.

Pelatihan kewirausahaan bagi pemuda disabilitas di tengah pandemi COVID-19 ketika itu dibagi dalam 3 (tiga) kelas, yakni pertama diikuti 10 Pemuda Disabilitas Teman Tuli untuk pelatihan batik tulis, pelatihan batik cap  bagi 10 pemuda Disabilitas Tuna Daksa serta pelatihan musik dan olah vokal bagi 5 Pemuda Disabilitas Tuna Netra. 

Mendapat gambaran tersebut, Kristina juga tertarik untuk mengadopsi program pelatihan keterampilan membatik di Kabupaten Mahulu. Bahkan sebelum berpamitan, dirinya sempat membeli set kursi ecobrik dari botol air mineral buatan pemuda disabilitas. 
 

Pewarta: Arif Maulana

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020