Nunukan (ANTARA News Kaltim) - Tim peneliti flora dan fauna dari Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Subkoorwil 5/Nunukan Kalimantan Timur selama melakukan penelitian 9-11 Juni menemukan sejumlah tumbuhan yang berkhasiat untuk obat serta satwa liar.

"Ini suatu temuan baru dari tim peneliti flora fauna di bawah pimpinan Kapten Marinir Ali Wardana dengan berhasil menemukan sejumlah tumbuhan yang dapat dipergunakan sebagai obat-obatan," kata Perwira Penerangan dan Sejarah Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Subkoorwil 5/Nunukan Kapten Marinir Mardiono di Nunukan, Minggu.

Keberhasilan tim peneliti ini tidak terlepas dari ketekunan menyusuri hutan-hutan belangtara yang masih "perawan" di wilayah Kecamatan Sebuku dan Lumbis serta Krayan.

Selama tiga hari penelitian berhasil menemukan 23 tumbuhan yang dapat dipergunakan untuk obat tradisional dan 21 jenis satwa, jelasnya.

Mardiono menjelaskan, tumbuhan obat-obatan yang ditemukan adalah "halit (penghalit)" dan "akar kayu darah" berfungsi sebagai obat luka bakar maupun luka benda tajam dengan ciri-ciri menjalar di atas permukaan tanah, daun tunggal dan tulang daun seperti jari manusia. Bagian yang digunakan sebagai obat yaitu kulit ari permukaan atas daun yang digosok-gosokan pada luka.

"Lali" atau lebih dikenal "ara tanah" berkhasiat sebagai obat panas dalam. Tumbuhan ini semacam perdu dengan batang memiliki trikoma (bulu halus), percabangan batang dekat dari akar, daun sebelabr 10-15 centimeter, pertulangan daun menyirip dengan ciri-ciri.

Kemudian tumbuhan "terbok" yang berkhasiat memperlancar peredaran darah. Ciri-cirinya hidup menjalar dan merambat ketanaman lain dengan memiliki buah berwarna merah mengkilat apabila telah tua. Bentuk daun meruncing dengan permukaan kesat. Bagian tumbuhan ini yang biasa digunakan untuk obat adalah pucuknya.

Penggo atau perunduk" bercirikan berbuah kecil warna merah, ujung daun runcing dan kesat jika dipegang. Khasiatnya sebagai obat ketombe dengan menggunakan daunnya. Sedangkan batangnya untuk membuat gasing. Tumbuhan "maraliel" berkhasiat obat luka dengan menggunakan daun yang masih muda," katanya.

Sementara "kulat" sebangsa jamur yang biasa dikonsumsi dapat dijadikan sebagai antioksidan dan obat maag alami dan hidup di daerah lembab. "Pasak bumi tawar" menggunakan akarnya untuk obat tidur.

"Kayu pengering" untuk obat pelansing, KB alami dan obat bisul, tumbuhan "mung" untuk penghilang bau ketiak, "tidu" dan "akar kedayan"sebagai penawar racun baik dari zat kimiawi ataupun bisa ular.

"Akar amplas" batangnya dapat digunakan untuk obat maag, sedangkan daunnya digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu (amplas). "Pengalit" untuk pemulih stamina baik untuk ibu-ibu yang baru melahirkan.

Tumbuhan "selong belung" dengan akarnya dapat menyembuhkan penyakit reumatik, nyeri pada urat dan tulang serta malaria. "Rotan merah" berkhasiat mengobati ambaien, ginjal, kencing manis, dan sakit pinggang. "Seloang mudik" sebagai obat jerawat, dan kayu penahan sebagai penjaga stamina.

Satwa yang ditemukan yaitu burung beo/ tiung (Gracula religiosa), kacer (Copsychus sp.), kuao raja (Argusianus argus), gagak hutan (Corvus enca), pipit hitam (Lonchura sp.), tekukur (Streptopelia chinensis), wallet sapi (Collocalia esculenta), murai batu (Monticola sp.), pelatuk (Picus sp.), pijantung (Arachnothera robusta), bubut (Centropus sp.), kadalan kembang (Phaenicopaheus javanicus).

"Ada juga bekas-bekas kaki yaitu landak, babi hutan, musang, banteng, pelanduk, kijang, macan dahan/pohon," kata Mardiono. (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012