Hasil tes cepat (rapid test) terhadap ratusan tenaga kesehatan di Balikpapan, seluruhnya negatif COVID-19.


“Kita manfaatkan bantuan alat tes cepat dari Kementerian Kesehatan dan dari lain-lain juga,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Balikpapan Andi Sri Juliarty, Senin.

Rapid test adalah satu cara untuk mengetahui seseorang positif atau negatif tertular COVID-19. Di Indonesia yang dijadikan petunjuk adalah keberadaan antibodi yang bereaksi pada antigen yang ada di dalam alat tes.

Hasil positif ditunjukkan jika ada reaksi atau tubuh memiliki antibodi yang telah terbentuk untuk melawan virus (antigen). Hasil negatif didapat bila tidak ada reaksi, artinya tubuh tidak memiliki antibodi untuk virus yang dimaksud. Tubuh tidak membuat antibodi sebab tidak diserang virus.

Dari 500 alat rapid test bantuan Kementerian Kesehatan tersebut, 230 digunakan untuk tenaga kesehatan dan 270 digunakan masyarakat umum. Uji dilakukan di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo, Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Beriman, dan RS Tentara dr Hardjanto.

"Dari tes ini ditemukan 9 warga positif terpapar COVID-19, sedangkan para tenaga kesehatan semuanya negatif,” kata Kepala Dinkes Juliarty.

Begitu juga tes cepat dari dana APBD sebanyak 800 unit. Sudah dipakai sebanyak 698 unit untuk masyarakat umum dan 102 untuk tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas. Hasil untuk tenaga kesehatan juga negatif, tapi ditemukan satu warga positif.

Dinkes Balikpapan juga mendapatkan 1600 paket alat tes cepat dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur. Sampai Minggu, baru terpakai 53 alat yaitu 33 untuk tenaga kesehatan dan 20 pekerja berisiko tinggi.

“Pasien hasil tes cepat sudah dirawat di rumah sakit termasuk di dalamnya 45 pasien yang ada di rumah sakit,” jelas Kepala Dinkes Juliarty.

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020