Tanjung Redeb (ANTARA News Kaltim) - Anggota DPRD Berau Syahruni menyambut positif rencana pengerukan alur pelayaran sungai di Berau karena akan berdampak pada perekonomian daerah.
"Ini merupakan bagian dari upaya memperlancar lalu lintas masuk dan keluar kapal niaga maupun kapal komersil di kawasan tersebut," kata Syahruni di Tanjung Redeb, Rabu.
Rencana pengerukan alur pelayaran di antaranya alur sungai Beribit, Sukan dan Pulau Aji, menelan dana kurang lebih Rp16 miliar, yang teralokasi dari anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2012 Kabupaten Berau serta APBD Provinsi.
Syahruni menilai yang terpenting adalah kapal niaga dengan bobot tonase tertentu bisa secara leluasa melayari alur sungai tanpa harus takut terhenti karena kandas.
Dengan alur pelayaran lebih baik, katanya, akan memberikan keleluasaan lebih besar bagi daerah memperoleh manfaat.
"Terus terang, saya melihat akan banyak sektor di daerah yang terdukung oleh rencana ini," ucap Syahruni.
Menurut dia, pengerukan akan membuat kedalaman sungai menjadi lebih dalam dibandingkan saat belum terkeruk dan jika lebih dalam volume tampung sungai menjadi lebih besar.
Jika hujan, katanya, tentu sungai bisa lebih besar menampung debit air dalam jumlah besar sehingga daratan tidak mudah tergenang air, karena air hujan mengalir dengan cepat ke arah sungai.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Darat Dinas Perhubungan dan Informatika (DPI) Berau, Fahmi Rizani, membenarkan rencana pengerukan sejumlah alur sungai.
Fahmi memberi informasi pengerukan dilakukan rata-rata 5 meter dengan target mengangkat lumpur total sebanyak 1,7 meter kubik.
Ia mengatakan, buangan lumpur tersebut akan diangkut ke darat serta dibuang ke satu lokasi permanen sehingga setelah dibuang, lumpur kerukan tidak lagi hanyut terbawa hujan ke sungai.
Menurut Fahmi, prosesnya ini masih dalam tahapan kelengkapan administrasi lelang serta sejumlah persiapan lain. "Jika semua sudah lengkap, lelang bisa dibuka," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Ini merupakan bagian dari upaya memperlancar lalu lintas masuk dan keluar kapal niaga maupun kapal komersil di kawasan tersebut," kata Syahruni di Tanjung Redeb, Rabu.
Rencana pengerukan alur pelayaran di antaranya alur sungai Beribit, Sukan dan Pulau Aji, menelan dana kurang lebih Rp16 miliar, yang teralokasi dari anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2012 Kabupaten Berau serta APBD Provinsi.
Syahruni menilai yang terpenting adalah kapal niaga dengan bobot tonase tertentu bisa secara leluasa melayari alur sungai tanpa harus takut terhenti karena kandas.
Dengan alur pelayaran lebih baik, katanya, akan memberikan keleluasaan lebih besar bagi daerah memperoleh manfaat.
"Terus terang, saya melihat akan banyak sektor di daerah yang terdukung oleh rencana ini," ucap Syahruni.
Menurut dia, pengerukan akan membuat kedalaman sungai menjadi lebih dalam dibandingkan saat belum terkeruk dan jika lebih dalam volume tampung sungai menjadi lebih besar.
Jika hujan, katanya, tentu sungai bisa lebih besar menampung debit air dalam jumlah besar sehingga daratan tidak mudah tergenang air, karena air hujan mengalir dengan cepat ke arah sungai.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Darat Dinas Perhubungan dan Informatika (DPI) Berau, Fahmi Rizani, membenarkan rencana pengerukan sejumlah alur sungai.
Fahmi memberi informasi pengerukan dilakukan rata-rata 5 meter dengan target mengangkat lumpur total sebanyak 1,7 meter kubik.
Ia mengatakan, buangan lumpur tersebut akan diangkut ke darat serta dibuang ke satu lokasi permanen sehingga setelah dibuang, lumpur kerukan tidak lagi hanyut terbawa hujan ke sungai.
Menurut Fahmi, prosesnya ini masih dalam tahapan kelengkapan administrasi lelang serta sejumlah persiapan lain. "Jika semua sudah lengkap, lelang bisa dibuka," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012