Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim membuat program pelatihan bahasa isyarat bagi segenap jajarannya. Program pelatihan bahasa isyarat tersebut akan dilaksanakan 2 kali seminggu atau 8 kali pertemuan dalam sebulan.

"Ini untuk membekali pegawai dalam memberikan pelayanan. Sebab seringkali kendala muncul dalam berkomunikasi saat pembinaan, sehingga pesan yang ingin disampaikan menjadi kurang maksimal," ujar Kadispora Kaltim, Muhammad Syirajudin didampingi Kabid Pengembangan Pemuda, Hardiana Muriyani, di Samarinda,Jumat.

Ia mengatakan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalimantan Timur, dalam dua tahun terakhir membina Forum Pemuda Disabilitas Kreatif (FPDK). Memfasilitasi para pemuda disabilitas dengan semua latar belakang dengan prinsip keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang untuk mereka berkarya dan mandiri.

Menurutnya melalui Bidang Pengembangan Pemuda, secara aktif melakukan pembinaan pemuda disabilitas yang dirangkul dalam FPDK Kaltim. Tujuan utamanya agar pemuda-pemudi disabilitas Kaltim menjadi kreatif dan memiliki wadah untuk menghasilkan karya-karya luar biasa, sekaligus  pembuktian kepada non disabilitas bahwa disabilitas juga bisa berkarya.

"Pada prinsipnya pemuda disabiltas tidak perlu dikasihani, yang mereka butuhkan  kesempatan, akses, fasilitas untuk bergabung berkumpul dalam satu wadah, dimana mereka setiap manusia memiliki kemampuan dan menggali kreatifitasnya," katanya.

Muhammad Syirajudin menjelaskan bahasa isyarat dipandang perlu, apalagi pemuda difabel tuna rungu cukup banyak yang menjadi binaan FPDK, sehingga Dispora perlu menggandeng dari Ikatan Kebersamaan anak Tuli (IKAT) Samarinda dan Yayasan Difabel ID Balikpapan untuk menjadi Pemateri.

Sementara itu Hardiana menambahkan bahwa bahasa isyarat menjadi bahasa non verbal berupa isyarat tangan ataupun jari agar dapat berkomunikasi baik sesama tuna rungu, maupun dengan orang pada umumnya.Harapannya dengan pegawai Dispora khususnya di Bidang pengembangan pemuda menguasai bahasa isyarat tidak akan terjadi distorsi komunikasi.

Muhammad Said, salah satu pegawai Dispora yang mengikuti pelatihan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) mengaku sangat antusias untuk mempelajari dan mengikuti setiap ilmu yang diberikan. Menurutnya hal ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi dirinya saat memberikan pelayanan kepada pemuda disabilitas yang berkoordinasi ke Dispora Kaltim.

Sekadar diketahui dari data  Survei Penduduk Antar Sensus atau Supas BPS pada 2015 menunjukkan jumlah penyandang disabilitas Indonesia sebanyak 21,5 juta jiwa. Sedangkan data  dari Dinas Sosial Kalimantan Timur menyakan jumlah penyandang disabilitas sebanyak 7.500 orang sebagaimana disampaikan pada Seminar Konsultasi Publik tentang Perlindungan dan Pemajuan Hak-Hak Penyandang Disabilitas melalui kerjasama ASEAN yang dilaksankan Kementerian Luar Negeri 21 Juni 2019 di Universitas Mulawarman.

Sementara berdasarkan  data dari Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kaltim, jumlah pemuda penyandang disabiltas sebanyak 116 orang terdiri dari 30 laki-laki dan 86 perempuan, namun belum semuanya bergabung ke FPDK Kaltim.

Pewarta: Arif Maulana

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020