Penurunan permintaan komoditas seperti batu bara dan minyak sawit mentah (CPO) saatnya pemerintah daerah untuk memberi porsi lebih banyak bagi industri hilir pengolahan.
Menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. pembangunan industri hilir seperti industri pengolahan merupakan bentuk strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi baru jangka panjang.
“Sehingga kita tidak lagi tergantung pada harga komoditas,” jelas Warjiyo di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu.
Perry Warjiyo yang juga Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) melantik kepengurusan ISEI Kota Balikpapan dan ISEI Kabupaten Kutai Kartanegara di aula Beruang Madu gedung Bank Indonesia Balikpapan.
Balikpapan memang hidup dengan industri pengolahan, yaitu pengolahan migas. Saat ini malah Kilang Pertamina RU V sedang dalam proses pengembangan untuk berproduksi hingga 320 ribu barel per hari dari sebelumnya 220 ribu barel per hari.
Di Teluk Balikpapan juga ada kilang pengolah CPO menjadi bahan jadi atau setengah jadi.
“Makanya kita kebut bangun jalan Tol Balikpapan-Samarinda agar ada efisiensi sehingga orang bisa untung atau untungnya bisa lebih banyak lagi, yang tentu menarik investasi,” kata Warjiyo.
Khusus untuk Balikpapan yang menjadi daerah penyangga ibu kota baru negara, Wali Kota Rizal Effendi yakin kebijakan tersebut akan menambah minat investor untuk menanamkan investasi di Kota Minyak itu.
“Dulu orang masih ragu berinvestasi hilir di Kaltim, sekarang dengan ada ibu kota negara dipastikan daya tariknya menjadi tinggi,” jelas Rizal Effendi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020