Desa Bea Nehes, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur disebut merupakan salah satu desa yang memiliki stok karbon tinggi di Kaltim.


Jika pada tataran Provinsi Kaltim, Desa Bea Nehes menempati urutan lima besar desa dengan stok karbon tinggi dari 150 desa prioritas dan peringkat dua tingkat Kabupaten Kutai Timur dari 18 desa prioritas.

"Tutupan hutannya yang masih cukup banyak dengan stok karbon tinggi tersebut mendasari desa ini ditetapkannya sebagai salah satu desa dari 150 desa prioritas pelaksana Program Kampung Iklim (Proklim)+ atau program pengurangan emisi berbayar berbasis lahan Forest Carbon Partnership Fasility (FCPF) Carbon Fund 2020-2024," sebut Deputi Direktur Yayasan BIOMA, Danang Sukobudi.

Dadang yang ikut mendamping kunjungan jurnalistik, di Desa Bea Nehes, Sabtu (14/12) menyebut stok karbon erat kaitannya dengan tutupan hutan.

Itu sebabnya Proklim+ menyasar desa-desa yang masih ada tutupan hutan, diantaranya Desa Bea Nehes yang dinilai punya tutupan hutan cukup bagus.

Sebab golnya Proklim+ menjual karbon dengan kompensasi mendapat pembagian keuntungan dari Bank Dunia jika pencapainnya sesuai target yang disepakati.

"Masyarakat Desa Bea Nehes sendiri sudah sejak puluhan tahun lalu menjaga hutan. Makanya tepat kita tetapkan sebagai desa prioritas," sebutnya.

Ditambahkan, komitmen masyarakat menjaga hutan tidak lain karena mereka sangat bergantung hutan untuk sumber penghidupan. Semua aktivitas kehidupan masyarakat berkaitan erat dengan hutan, sehingga sejalan dengan misi Proklim+ menjaga tutupan hutan.
Ketua Rombongan Kunjungan Jurnalistik V Proklim+ Murni saat diwawancarai wartawan (Antaranews Kaltim/Arif)

Ketua Rombongan Kunjungan Jurnalistik V Proklim+, Murni mengamini. Saat turun lapangan membuktikan masyarakat sangat membutuhkan hutan untuk kehidupan.

Tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan, tapi juga bisa menjadi sarana penggerak perekonomian masyarakat seperti untuk pengembangan pariwisata.

"Makanya kita ajak wartawan agar menggali dan mempromosikannya. Apalagi Kaltim sebagai lokasi pemindahan Ibu Kota Negara (IKN), sehingga harus digali potensi-potensi yang bisa menjadi unggulan," katanya.

Dia mengaku sejak ditetapkannya Kaltim sebagai lokasi pemindahan IKN tercatat sudah ada 17 kali wartawan asing wawancara keunggulan Kaltim ke gubernur. Karenanya kunjungan jurnalistik dianggap bagua untuk membantu promosi daerah.

Pewarta: Arif Maulana

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019