Para petani Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menunggu curah hujan tinggi mengguyur daerah itu untuk melakukan aktivitas penanaman padi atau menggarap lahan persawahan.

"Hujan masih jarang turun di wilayah Penajam Paser Utara dan curah hujannya masih rendah," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara, Bambang Marjuki ketika ditemui di Penajam, Senin.

Dengan masih jarangnya hujan mengguyur wilayah Penajam Paser Utara dan intensitas hujan rendah membuat areal persawahan di daerah itu kondisinya masih kering.

Petani hingga kini menurut Bambang Marjuki, belum bisa melakukan penggarapan sawah dikarenakan parit atau saluran irigasi kering tidak ada air untuk pengairan lahan persawahan.

"Para petani belum melakukan penanaman padi atau menggarap sawah untuk musim tanam Oktober 2019-Maret 2020, sebab tidak ada ketersediaan air untuk pengairan sawah," ungkapnya.

Sistem pengairan lahan persawahan di Benuo Taka (sebutan Kabupaten Penajam Paser Utara) adalah tadah hujan, sehingga untuk melakukan penggarapan lahan persawahan sangat tergantung pada hujan.

Para petani lanjut Bambang Marjuki, masih menunggu turunnya hujan intensitas tinggi, baru melakukan penggarapan lahan sawah atau menanam padi.

"Curah hujan tinggi sangat membantu petani untuk melakukan penggarapan sawah mereka, karena sistem pengairannya hanya tadah hujan," ucapnya.

Bambang Marjuki mengatakan, prakiraan cuaca di Kalimantan Timur pada November 2019 mulai musim penghujan dengan hujan intensitas tinggi.

"Diperkirakan, November 2019 mulai memasuki musim penghujan dan curah hujannya juga tinggi, sehingga air bisa tertampung di parit atau irigasi," tambahnya.

Ia menambahkan, apabila lahan persawahan sudah teraliri air, maka para petani di Kabupaten Penajam Paser Utara bisa melakukan penggarapan lahan persawahan untuk menanam padi.

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019