Upacara adat Dayak Kenyah tampil pada Tenggarong Internasional Folk And Art Festival (TIFAF) 2019 di pentas seni tradisional di lapangan basket Kelurahan Timbau, kota Tenggarong.
“Kami ikut ambil bagian dalam rangka memeriahkan kegiatan TIFAF dengan menampilkan upacara adat melamar Suku Dayak Kenyah,” kata ketua sanggar tari Uyai Tiga, Eriyati Agang di Tenggarong.
Upacara adat tersebut menceritakan tentang adat melamar Suku Dayak Kenyah dengan diawali pemberian wejangan dari pawang atau pejawan kepada calon pengantin laki laki, dilanjutkan dengan pemberiaan seserahan berupa barang barang seperti mandau, guci, seraung dan sarung kepada pihak mempelai wanita.
Menurut Eriyati setiap barang sesarahan mempunyai arti masing - masing yaitu mandau untuk membersihkan perjalanan kehidupan keluarga supaya tidak ada gangguan dari luar.
Sedangkan guci memiliki makna suatu wadah dimana suami istri itu akan kompromi dan membahas rencana untuk masa depan yang sukses.
Kemudian seraong atau penutup kepala adalah salah satu tempat bernaung bagaimanapun derasnya badai kehidupan karena mereka bernaung dibawah seraung mereka tetap aman.
Selain itu sarung memiliki makna jika mereka masuk kedalam sarung , maka tidak ada satupun yang bisa keluar dari dalamnya sampai maut memisahkan mereka.
Dia menjelaskan sanggar tari Uyai Tiga juga menampilkan tarian Umaq Kulit yakni tarian penyambutan tamu yang dibawakan 10 orang penari perempuan dari Suku Dayak Kenyah yang tampil lemah gemulai.
“Ada beberapa tarian lainnya yang ditampilkan seperti tari pesta panen, tari putri Dayak Kenyah, tari kolaborasi membuat ladang serta tari burung enggang,” katanya.
Eriyati menambahkan sanggar tari Uyai Tiga Kecamatan Tenggarong berdiri sejak 2009 dan sudah sering ikut tampil memeriahkan dan menyemarakan kegiatan Erau juga pernah tampil di Carnaval Jember Jawa Timur serta di pentas seni di Samarinda.(Humas Kukar).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
“Kami ikut ambil bagian dalam rangka memeriahkan kegiatan TIFAF dengan menampilkan upacara adat melamar Suku Dayak Kenyah,” kata ketua sanggar tari Uyai Tiga, Eriyati Agang di Tenggarong.
Upacara adat tersebut menceritakan tentang adat melamar Suku Dayak Kenyah dengan diawali pemberian wejangan dari pawang atau pejawan kepada calon pengantin laki laki, dilanjutkan dengan pemberiaan seserahan berupa barang barang seperti mandau, guci, seraung dan sarung kepada pihak mempelai wanita.
Menurut Eriyati setiap barang sesarahan mempunyai arti masing - masing yaitu mandau untuk membersihkan perjalanan kehidupan keluarga supaya tidak ada gangguan dari luar.
Sedangkan guci memiliki makna suatu wadah dimana suami istri itu akan kompromi dan membahas rencana untuk masa depan yang sukses.
Kemudian seraong atau penutup kepala adalah salah satu tempat bernaung bagaimanapun derasnya badai kehidupan karena mereka bernaung dibawah seraung mereka tetap aman.
Selain itu sarung memiliki makna jika mereka masuk kedalam sarung , maka tidak ada satupun yang bisa keluar dari dalamnya sampai maut memisahkan mereka.
Dia menjelaskan sanggar tari Uyai Tiga juga menampilkan tarian Umaq Kulit yakni tarian penyambutan tamu yang dibawakan 10 orang penari perempuan dari Suku Dayak Kenyah yang tampil lemah gemulai.
“Ada beberapa tarian lainnya yang ditampilkan seperti tari pesta panen, tari putri Dayak Kenyah, tari kolaborasi membuat ladang serta tari burung enggang,” katanya.
Eriyati menambahkan sanggar tari Uyai Tiga Kecamatan Tenggarong berdiri sejak 2009 dan sudah sering ikut tampil memeriahkan dan menyemarakan kegiatan Erau juga pernah tampil di Carnaval Jember Jawa Timur serta di pentas seni di Samarinda.(Humas Kukar).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019