Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Antrean bahan bakar minyak (BBM) di Samarinda, Kalimantan Timur, semakin panjang.
Puluhan kendaraan roda empat (mobil) terlihat mengantre di SPBU Jalan Kusuma Bangsa Samarinda, sejak Selasa pagi hingga malam.
Di antara puluhan kendaraan roda empat tersebut terlihat belasan mobil jenis bak terbuka yang ikut mengantre.
Antrean panjang kendaraan roda dua (motor) juga terlihat hingga memenuhi Jalan Pahlawan Samarinda.
Namun tidak satupun terlihat petugas kepolisian yang berjaga di SPBU di pusat Kota Samarinda tersebut.
"Antrean kendaraan khususnya mobil sudah berlangsung hampir dua pekan namun dua hari terakhir ini antrean kendaraan semakin panjang. Bahkan, antrean mobil untuk membeli premium pada Senin (19/3) malam hingga di depan GOR Segiri Samarinda," kata seorang warga Samarinda Yamin.
Antrean kendaraan untuk mendapatkan BBM juga terlihat di SPBU Jalan Slamet Riyadi, Jalan PM. Noor, dan Jalan Sentosa Kota Samarinda.
"Antrean terjadi di hampir semua SPBU menjelang pengumuman kenaikan harga BBM. Seharusnya, aparat berwenang langsung mengecek ke SPBU yang menutup lebih awal dengan alasan kehabisan stok," kata Koordinator Tinta Merah, LSM yang menyorot tentang kebijakan publik di Samarinda Herman A, Hasan.
Semestinya, katanya, aparat keamanan tidak sebatas memantau SPBU, tetapi harus memeriksa langsung bak penyimpanan BBM.
"Antrean baru terjadi saat pengumuman rencana kenaikan padahal kuota BBM tidak berubah. Mungkin, jika tidak ada pengumuman rencana kenaikan BBM tersebut antrean tidak akan terjadi," katanya.
Kondisi tersebut, katanya, harus mendapat perhatian petugas.
"Kondisi inilah yang harus menjadi perhatian sebab dalan sepekan terakhir beberapa SPBU tutup lebih awal dengan alasan stok habis. Jadi tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak tertentu yang melakukan penimbunan BBM," katanya.
Dia juga berharap, pihak kepolisian transparan dalam mengaudit SPBU dan menindak pihak-pihak yang melakukan kecurangan dalam distribusi BBM.
"Kami mendengar, pihak kepolisian akan melakukan audit terhadap seluruh SPBU di Samarinda namun sampai saat ini kami belum mendengar realisasi dari penyataan Kapolresta Samarinda itu. Bahkan, kami juga belum melihat adanya pengamanan di SPBU termasuk pengawasan terkait antrean kendaraan bak terbuka dan motor berkapasitas belasan liter itu," kata Herman A. Hasan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Puluhan kendaraan roda empat (mobil) terlihat mengantre di SPBU Jalan Kusuma Bangsa Samarinda, sejak Selasa pagi hingga malam.
Di antara puluhan kendaraan roda empat tersebut terlihat belasan mobil jenis bak terbuka yang ikut mengantre.
Antrean panjang kendaraan roda dua (motor) juga terlihat hingga memenuhi Jalan Pahlawan Samarinda.
Namun tidak satupun terlihat petugas kepolisian yang berjaga di SPBU di pusat Kota Samarinda tersebut.
"Antrean kendaraan khususnya mobil sudah berlangsung hampir dua pekan namun dua hari terakhir ini antrean kendaraan semakin panjang. Bahkan, antrean mobil untuk membeli premium pada Senin (19/3) malam hingga di depan GOR Segiri Samarinda," kata seorang warga Samarinda Yamin.
Antrean kendaraan untuk mendapatkan BBM juga terlihat di SPBU Jalan Slamet Riyadi, Jalan PM. Noor, dan Jalan Sentosa Kota Samarinda.
"Antrean terjadi di hampir semua SPBU menjelang pengumuman kenaikan harga BBM. Seharusnya, aparat berwenang langsung mengecek ke SPBU yang menutup lebih awal dengan alasan kehabisan stok," kata Koordinator Tinta Merah, LSM yang menyorot tentang kebijakan publik di Samarinda Herman A, Hasan.
Semestinya, katanya, aparat keamanan tidak sebatas memantau SPBU, tetapi harus memeriksa langsung bak penyimpanan BBM.
"Antrean baru terjadi saat pengumuman rencana kenaikan padahal kuota BBM tidak berubah. Mungkin, jika tidak ada pengumuman rencana kenaikan BBM tersebut antrean tidak akan terjadi," katanya.
Kondisi tersebut, katanya, harus mendapat perhatian petugas.
"Kondisi inilah yang harus menjadi perhatian sebab dalan sepekan terakhir beberapa SPBU tutup lebih awal dengan alasan stok habis. Jadi tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak tertentu yang melakukan penimbunan BBM," katanya.
Dia juga berharap, pihak kepolisian transparan dalam mengaudit SPBU dan menindak pihak-pihak yang melakukan kecurangan dalam distribusi BBM.
"Kami mendengar, pihak kepolisian akan melakukan audit terhadap seluruh SPBU di Samarinda namun sampai saat ini kami belum mendengar realisasi dari penyataan Kapolresta Samarinda itu. Bahkan, kami juga belum melihat adanya pengamanan di SPBU termasuk pengawasan terkait antrean kendaraan bak terbuka dan motor berkapasitas belasan liter itu," kata Herman A. Hasan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012