Seminar Pra-Munas KAGAMA kedua akan digelar Sabtu 07 September 2019 di Hotel Gran Senyiur Balikpapan, Kalimantan Timur. 


Seminar kali ini bertajuk “Ketenagakerjaan dan Sumber Daya Manusia Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0”.

Seminar akan dihadiri Menteri Ketenagakerjaan RI Muhammad Hanif Dhakiri sebagai keynote speaker, dan empat pembicara masing-masing adalah: Sukamdi, dosen Fakultas Geografi UGM; Bambang Satrio Lelono, Dirjen Pembinaan, Pelatihan, dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan; Wahyu Susilo,  Direktur Eksekutif Migrant CARE; dan Aji Erlangga Martawireja,  Pengirim Pemagangan ke Jepang. 

Seminar Nasional  juga menghadirkan dua pembahas yaitu  Diahhadi Setyonaluri dari Lembaga Demografi FEB UI  dan Agustina Murbaningsih, Deputi Kemaritiman Sekretariat Kabinet.

Sekretaris Jenderal PP KAGAMA, AAGN Ari Dwipayana mengatakan Indonesia sedang memasuki periode “bonus demografi”, dimana 70% penduduk Indonesia akan berada pada usia kerja yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2025 – 2030.

Bonus demografi ini adalah berkah dan modal pembangunan yang penting, namun di sisi lain akan menjadi bencana jika Indonesia gagal memperkuat SDM dan juga gagal menyediakan lapangan pekerjaan. 

Selain itu saat menghadapi tantangan  persaingan ekonomi antar negara yg semakin sengit. Dalam persaingan itu  kuncinya adalah kekuatan SDM.  

Itulah sebabnya reformasi sektor  ketenagakerjaan dari hulu sampai hilir merupakan keharusan. Apalagi 51% tenaga kerja kita adalah lulusan SD, ujar Ari

“Di hulu, kita menghadapi persoalan struktural  di mana belum adanya "link and match" atau belum tersambungnya antara output sistem pendidikan  dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri,” ujarnya.  

Tanpa pembenahan yang serius dalam pendidikan maka menyisakan masalah pada kualitas tenaga kerja kita. KAGAMA mengapresiasi capaian pemerintah Jokowi-JK dalam lima tahun terakhir, mampu menurunkan angka pengangguran terbuka dari 5,81% pada bulan Februari 2015 ke 5,01%  Februari 2019.

Walaupun demikian tantangan ke depan tidak ringan, karena kita memasuki era disrupsi teknologi yang membuat beberapa pekerjaan lama akan bisa hilang dan emerging job akan bermunculan. Karena itu dibutuhkan lompatan untuk menguasai emerging skill seperti artificial intelligent atau kecerdasan buatan, cloud computing atau komputasi awan, big data analytics atau analisis data berskala besar, dan internet of things.

Seperti disampaikan Jokowi, dunia tidak semata sedang berubah tetapi sedang terdisrupsi. Di era disrupsi ini kemapanan bisa runtuh ketidakmungkinan bisa terjadi. Jenis pekerjaan bisa
berubah setiap saat, banyak jenis pekerjaan lama yang hilang. Tetapi juga makin banyak jenis pekerjaan
baru yang bermunculan. Ada profesi yang hilang, tetapi juga ada profesi baru yang bermunculan.

“Kita harus menyiapkan diri menghadapi  era disrupsi, dengan  memperkuat emerging skill  tenaga kerja kita yang dibutuhkan untuk mengisi emerging job sebagai dampak revolusi industri 4.0,” ungkap Ari.

Selain itu, kita juga punya tantangan untuk memperkuat kualitas pekerja migran ke luar negeri sehingga bukan hanya menyumbangkan remiten tapi juga mengisi tenaga kerja dengan skill yang tinggi di pasar tenaga kerja global.  

Walaupun, pada saat yg bersama kita  juga menghadapi kenyataan masuknya tenaga kerja asing dari negara lain. Pada akhir 2018, data Kementerian Ketenagakerjaan terkait Tenaga Kerja Asing (TKA) mencapai 95.335 pekerja, atau 0,04 persen dari total penduduk 268,829 juta jiwa.

Ini angka yang amat rendah, namun  kata Ari mesti sering menimbulkan kegaduhan karena digunakan sebagai komoditi politik.

Padahal jumlah tenaga kerja migran kita ke luar negeri jauh lebih banyak dibandingkan TKA ke Indonesia. 

“Berbagai tantangan yang timbul di era  keterbukaan dan revolusi industri jilid 4, Penting kiranya bagi kita untuk ikut merefleksikan kondisi dan kesiapan tenaga kerja kita di era revolusi industri 4.0 ini,” pungkas Ari.

Seminar ini merupakan rangkaian Seminar Nasional di lima kota lima pulau (Medan, Balikpapan, Semarang, Manado, dan Bali) untuk menyambut Munas XIII KAGAMA yang dilaksanakan di Bali pada 15-17 November 2019.  Pada MUNAS tersebut, Presiden Joko Widodo, alumnus Fakultas Kehutanan UGM dijadwalkan hadir dan membuka acara munas secara resmi.

Pewarta: AHM

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019