Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, membutuhkan bangunan gedung sebagai sentral penanganan dan tanggap darurat bencana di daerah itu.
Kepala Sub Bidang Logistik dan Peralatan BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Nurlaila saat ditemui, Jumat mengatakan, instansinya butuh empat bangunan gedung sebagai sentral penanganan dan tanggap darurat bencana.
Bangunan gedung yang dibutuhkan tersebut menurut dia, salah satunya untuk penyimpanan logistik dan peralatan penanganan bencana.
BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara masih menyewa rumah toko (ruko) di kilometer empat Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam, untuk menyimpan logistik dan peralatan tersebut.
Sebagai pusat penanggulangan bencana di wilayah Penajam Paser Utara menurut Nurlaila, BPBD setidaknya membutuhkan empat bangunan gedung.
Selain untuk penyimpanan logistik dan peralatan lanjut dia, BPBD butuh gedung kantor dan pusat pengendalian operasional (Pusdalops).
Untuk perencanaan pembangunan empat gedung tersebut jelas Nurlaila, BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara mengusulkan sekitar Rp50 juta pada anggaran perubahan 2019.
"Bangunan fisik dua bangunan gedung itu akan diusulkan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah atau APBD murni 2020 lebih kurang Rp3 miliar," katanya.
Sementara untuk dua bangunan gedung lainnya tambah Nurlaila, BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara akan mengajukan usulan bantuan anggaran kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB.
Sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) atau satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, hingga kini belum memiliki gedung kantor sendiri.
Termasuk Kantor BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara yang masih menumpang di salah satu gedung di kawasan Graha Pemuda Singa Negara kilometer delapan Kelurahan Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
Kepala Sub Bidang Logistik dan Peralatan BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Nurlaila saat ditemui, Jumat mengatakan, instansinya butuh empat bangunan gedung sebagai sentral penanganan dan tanggap darurat bencana.
Bangunan gedung yang dibutuhkan tersebut menurut dia, salah satunya untuk penyimpanan logistik dan peralatan penanganan bencana.
BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara masih menyewa rumah toko (ruko) di kilometer empat Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam, untuk menyimpan logistik dan peralatan tersebut.
Sebagai pusat penanggulangan bencana di wilayah Penajam Paser Utara menurut Nurlaila, BPBD setidaknya membutuhkan empat bangunan gedung.
Selain untuk penyimpanan logistik dan peralatan lanjut dia, BPBD butuh gedung kantor dan pusat pengendalian operasional (Pusdalops).
Untuk perencanaan pembangunan empat gedung tersebut jelas Nurlaila, BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara mengusulkan sekitar Rp50 juta pada anggaran perubahan 2019.
"Bangunan fisik dua bangunan gedung itu akan diusulkan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah atau APBD murni 2020 lebih kurang Rp3 miliar," katanya.
Sementara untuk dua bangunan gedung lainnya tambah Nurlaila, BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara akan mengajukan usulan bantuan anggaran kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB.
Sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) atau satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, hingga kini belum memiliki gedung kantor sendiri.
Termasuk Kantor BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara yang masih menumpang di salah satu gedung di kawasan Graha Pemuda Singa Negara kilometer delapan Kelurahan Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019