Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia-Malaysia Batalyon Infanteri Raider 600/Modang di Nunukan, Kalimantan Utara, Selasa (9/7) malam, menangkap truk bermuatan barang ilegal.
"Kami menahan sebuah truk bermuatan pakaian bekas dan karpet tanpa dilengkapi dengan surat-surat," kata Komandan SSK 3 Satgas Pamtas Yonif Raider 600/Modang Kapten Inf Adi Setiadi Nugroho, Kamis.
Dia mengatakan, berdasarkan laporan Komandan Pos Salang Letnan Dua Inf Masrianto, para prajurit mencurigai truk fuso yang melintas di depan pos sekira pukul 23.00 Wita. Truk kemudian dihentikan.
Ketika diperiksa, pengemudi tidak bisa memperlihatkan surat-surat mengenai muatan yang dibawanya, yang kemudian diketahui sebagai pakaian bekas berjumlah 199 bal dan karpet yang berasal dari Sabah, Malaysia.
Kementerian Perdagangan melarang impor pakaian bekas dengan alasan kesehatan dan melemahkan daya saing industri garmen di dalam negeri. Pelarangan itu dituangkan ke dalam Peraturan Kementerian Perdagangan Nomor 51/M-Dag/Per/7/2015 Tahun 2015. Disebutkan "pakaian bekas dilarang untuk diimpor ke Indonesia karena pakaian bekas impor berpotensi membahayakan kesehatan manusia sehingga tidak aman untuk dimanfaatkan dan digunakan oleh masyarakat".
"Menurut keterangan pengemudi, barang-barang itu akan dibawa ke Balikpapan," katanya.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Penerangan Kodam VI Mulawarman Kolonel Kavaleri Dino Martino menambahkan untuk sementara truk pengangkut pakaian bekas itu masih ditahan di Pos Salang.
"Akan segera kami serahkan kepada pihak yang berwenang, dalam hal ini polisi dan Bea Cukai setempat," kata Dino.
Aksi Sosial
Sementara itu, Satgas Pamtas Yonif Raider 600/Modang yang bertugas di Pulau Sebatik menggelar bakti sosial berupa khitanan massal di SMP Negeri 1 Sebatik, Kalimantan Utara.
"Acaranya Senin (8/7). Ada 100 anak kami khitan. Mereka berasal dari berbagai desa di Pulau Sebatik, yaitu Desa Aji Kuning, Sungai Limau, Desa Maspul, dan Desa Bukit Harapan," kata Komandan SSK 1 Satgas Pamtas Yonif Raider 600/Modang Kapten Infanteri Reza Nugraha.
Pelaksana utama khitanan massal ini adalah personel yang dibekali dengan kemampuan kesehatan yaitu tim dokter dan prajurit Peleton Kesehatan dan bekerja sama dengan tim dokter RS Pertamina Tarakan.
"Kami juga didukung Pertamina EP Asset V, yang juga menyampaikan bantuan untuk sekolah dan puskesmas di perbatasan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019