Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim telah menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) mengenai persiapan penyelenggaraan Ujian Nasional (UN), acara tersebut menghasilkan 25 kesepakatan mulai jumlah peserta UN hingga tanggal penulisan ijazah.
"Rakor digelar pada 10 Februari, dari 25 kesepakatan itu, ada beberapa hal yang perlu kami sampaikan karena pelaksanaannya berbeda ketimbang tahun sebelumnya," tutur Ketua Panitia Penyelenggara UN Kaltim tahun ajaran 2011/2012, Dayang Budiarti di Samarinda, Senin.
Dayang yang juga Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim ini melanjutkan, hal-hal yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya itu adalah mengenai Pelajaran Agama Islam (PAI) baik untuk jenjang SD/MI hingga SMA atau yang sederajat.
Untuk pembuatan soal UN dengan mata uji PAI, 75 persen merupakan soal yang dibuat oleh masing-masing kabupaten dan kota, sedangkan sisanya yang 25 persen merupakan soal yang dibuat oleh pusat melalui Departemen Agama.
Sedangkan jadwal uji PAI untuk SMA/MI/SMK dan SMALB akan digelar pada 19 Maret jam pertama, tingkat SMP/MTs dan SMPLB digelar 27 Maret jam pertama, sedangkan tingkat SD/MI dan SDLB digelar pada 2 April jam kedua.
Kemudian mengenai pendistribusian bahan ujian teori kompetensi keahlian khusus untuk SMK, akan dilakukan mulai 14 hingga 18 Maret. Untuk pendistribusian ini didahulukan pada daerah-daerah yang sulit dijangkau, seperti di kawasan perbatasan, pedalaman dan daerah terpencil.
Kesepakatan selanjutnya adalah mengenai UN pada sekolah yang statusnya masih belum terakreditasi dan akan menggabung ke sekolah lain yang telah terakreditasi.
Kesepakatannya adalah, sekolah yang menggabung tidak mesti para peserta UN mengikuti ujian di sekolah lain, namun yang diperhatikan adalah masalah jarak, transportasi, biaya dan psikologis peserta UN.
Jika jarak sekolah yang belum terkreditasi cukup dekat, maka peserta UN dapat melakukan ujian bersama pada sekolah yang sudah terakreditasi.
Namun jika jarak tempuh cukup jauh yang membutuhkan biaya, apalagi sampai mengganggu kelelahan fisik, maka peserta boleh melakukan UN di sekolah sendiri, sedangkan pengawasnya akan didatangkan dari sekolah yang telah terakreditasi, karena secara administrasi masih menggabung.
Untuk sekolah yang menggabung paling banyak terjadi di kawasan perbatasan dan pedalaman, seperti di Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan, sehingga tidak mungkin peserta UN pindah ke sekolah lain karena jarak antara sekolah yang satu dengan lainnya sangat jauh, bahkan ada yang tidak dapat ditempuh dengan akses jalan darat.
Mengenai pendistribusian bahan atau soal UN, lanjut Dayang, bahan uji dari provinsi akan dikirim ke kabupaten dan kota pada 9-15 April 2012 untuk tingkat SLTA, 16-22 April untuk tingkat SLTP, dan 1-6 Mei untuk tingkat SD.
Namun distribusi ke daerah-daerah ini juga tetap menyesuaikan jadwal distribusi bahan UN dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ke Provinsi Kaltim. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Rakor digelar pada 10 Februari, dari 25 kesepakatan itu, ada beberapa hal yang perlu kami sampaikan karena pelaksanaannya berbeda ketimbang tahun sebelumnya," tutur Ketua Panitia Penyelenggara UN Kaltim tahun ajaran 2011/2012, Dayang Budiarti di Samarinda, Senin.
Dayang yang juga Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim ini melanjutkan, hal-hal yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya itu adalah mengenai Pelajaran Agama Islam (PAI) baik untuk jenjang SD/MI hingga SMA atau yang sederajat.
Untuk pembuatan soal UN dengan mata uji PAI, 75 persen merupakan soal yang dibuat oleh masing-masing kabupaten dan kota, sedangkan sisanya yang 25 persen merupakan soal yang dibuat oleh pusat melalui Departemen Agama.
Sedangkan jadwal uji PAI untuk SMA/MI/SMK dan SMALB akan digelar pada 19 Maret jam pertama, tingkat SMP/MTs dan SMPLB digelar 27 Maret jam pertama, sedangkan tingkat SD/MI dan SDLB digelar pada 2 April jam kedua.
Kemudian mengenai pendistribusian bahan ujian teori kompetensi keahlian khusus untuk SMK, akan dilakukan mulai 14 hingga 18 Maret. Untuk pendistribusian ini didahulukan pada daerah-daerah yang sulit dijangkau, seperti di kawasan perbatasan, pedalaman dan daerah terpencil.
Kesepakatan selanjutnya adalah mengenai UN pada sekolah yang statusnya masih belum terakreditasi dan akan menggabung ke sekolah lain yang telah terakreditasi.
Kesepakatannya adalah, sekolah yang menggabung tidak mesti para peserta UN mengikuti ujian di sekolah lain, namun yang diperhatikan adalah masalah jarak, transportasi, biaya dan psikologis peserta UN.
Jika jarak sekolah yang belum terkreditasi cukup dekat, maka peserta UN dapat melakukan ujian bersama pada sekolah yang sudah terakreditasi.
Namun jika jarak tempuh cukup jauh yang membutuhkan biaya, apalagi sampai mengganggu kelelahan fisik, maka peserta boleh melakukan UN di sekolah sendiri, sedangkan pengawasnya akan didatangkan dari sekolah yang telah terakreditasi, karena secara administrasi masih menggabung.
Untuk sekolah yang menggabung paling banyak terjadi di kawasan perbatasan dan pedalaman, seperti di Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan, sehingga tidak mungkin peserta UN pindah ke sekolah lain karena jarak antara sekolah yang satu dengan lainnya sangat jauh, bahkan ada yang tidak dapat ditempuh dengan akses jalan darat.
Mengenai pendistribusian bahan atau soal UN, lanjut Dayang, bahan uji dari provinsi akan dikirim ke kabupaten dan kota pada 9-15 April 2012 untuk tingkat SLTA, 16-22 April untuk tingkat SLTP, dan 1-6 Mei untuk tingkat SD.
Namun distribusi ke daerah-daerah ini juga tetap menyesuaikan jadwal distribusi bahan UN dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ke Provinsi Kaltim. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012