Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengatakan, pembangunan rel kereta api dari Kabupaten Kutai Barat melintasi Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara hingga Kota Balikpapan merupakan pertaruhan Kaltim terhadap pemerintah pusat dan provinsi lainnya.
Siaran pers Humas Pemprov Kaltim di Samarinda, Rabu, menyebutkan, Gubernur Awang Faroek mengingatkan bahwa pembangunan rel kereta api di Kaltim oleh pengusaha Uni Emirat Arab, India, dan Rusia, menjadi pertaruhan bagi Kaltim apakah pembangunan itu bisa sukses atau tidak.
Menurut Awang Faroek, pembebasan lahan pembangunan rel kereta api dari Kecamatan Bengalon hingga Lubuk Tutung Kecamatan Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur telah selesai.
Bahkan, disampaikannya pembebasan lahan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur merupakan pembebasan lahan pertama yang berhasil di seluruh Indonesia. Hal tersebut dijadikan contoh dalam pembebasan lahan di provinsi lain.
Gubernur mengharapkan Pemkab Kutai Timur, Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara dapat meniru cara pembebasan lahan yang dilakukan Pemkab Kutai Timur tersebut.
Selain itu, Awang Faroek juga berharap agar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat mendukung dan bekerja lebih keras agar pelaksanaan pembangunan rel kereta api oleh Russian Railways dapat terwujud secepatnya.
Kini di Kaltim telah direncanakan dua buah pembangunan rel kereta api untuk pengangkutan batu bara, Crude Palm Oil (CPO), angkutan perkebunan hingga angkutan penumpang di kemudian hari.
Sementara itu, Kepala Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim HM Yadi Sabianoor menjelaskan nota kesepahaman (MoU) pertama untuk pembangunan rel kereta api dari Bengalon-Muara Wahau telah dilakukan dengan Rhas Al Khaima dari Uni Emirat Arab dan Nalco India dengan investasi 5 miliar dolar AS atau sekitar Rp5 triliun.
Sedangkan MoU kedua dilakukan pada Selasa (7/2) di Jakarta antara Pemprov Kaltim dan Russian Railways dari Republik Rusia dengan investasi sebesar 1,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp16 triliun. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Siaran pers Humas Pemprov Kaltim di Samarinda, Rabu, menyebutkan, Gubernur Awang Faroek mengingatkan bahwa pembangunan rel kereta api di Kaltim oleh pengusaha Uni Emirat Arab, India, dan Rusia, menjadi pertaruhan bagi Kaltim apakah pembangunan itu bisa sukses atau tidak.
Menurut Awang Faroek, pembebasan lahan pembangunan rel kereta api dari Kecamatan Bengalon hingga Lubuk Tutung Kecamatan Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur telah selesai.
Bahkan, disampaikannya pembebasan lahan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur merupakan pembebasan lahan pertama yang berhasil di seluruh Indonesia. Hal tersebut dijadikan contoh dalam pembebasan lahan di provinsi lain.
Gubernur mengharapkan Pemkab Kutai Timur, Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara dapat meniru cara pembebasan lahan yang dilakukan Pemkab Kutai Timur tersebut.
Selain itu, Awang Faroek juga berharap agar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat mendukung dan bekerja lebih keras agar pelaksanaan pembangunan rel kereta api oleh Russian Railways dapat terwujud secepatnya.
Kini di Kaltim telah direncanakan dua buah pembangunan rel kereta api untuk pengangkutan batu bara, Crude Palm Oil (CPO), angkutan perkebunan hingga angkutan penumpang di kemudian hari.
Sementara itu, Kepala Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim HM Yadi Sabianoor menjelaskan nota kesepahaman (MoU) pertama untuk pembangunan rel kereta api dari Bengalon-Muara Wahau telah dilakukan dengan Rhas Al Khaima dari Uni Emirat Arab dan Nalco India dengan investasi 5 miliar dolar AS atau sekitar Rp5 triliun.
Sedangkan MoU kedua dilakukan pada Selasa (7/2) di Jakarta antara Pemprov Kaltim dan Russian Railways dari Republik Rusia dengan investasi sebesar 1,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp16 triliun. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012