Pemerintah Kampung Laham di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Provinsi Kalimantan Timur, menargetkan mampu merehabilitasi 15 rumah tidak layak huni dengan total anggaran senilai Rp809,62 juta dari pos bantuan keuangan (Bankeu) Kabupaten Mahulu.


"Rehabilitasi rumah tidak layak huni sebanyak 15 unit ini terbagi dalam dua tahap, yakni tahap pertama 6 rumah dan tahap dua ada 9 rumah," ujar Wilhelmus Wang, Pj Petinggi (Pj Kepala Desa) Laham, di Kecamatan Laham, Kabupaten Mahulu, Kamis.

Rehabilitasi rumah tidak layak huni tersebut dikerjakan dalam dua tahap karena penyaluran Bankeu yang senilai Rp809,62 juta itu juga diturunkan dalam dua tahap, yakni tahap pertama sebesar 40 persen dan selebihnya yang sebesar 60 persen akan diturunkan ketika tahap pertama sudah selesai dikerjakan.

Hal itu dikatakan Wang ketika melakukan musyawarah kepada masyarakat di Kampung Laham, terutama mereka yang akan menerima manfaat rehabilitasi rumah tersebut.

Ia melanjutkan, sasaran penerima manfaat antara lain rumah tangga miskin, yakni keluarga inti yang memiliki rumah namun belum layak huni, kemudian rumah tangga miskin yang belum mendapatkan akses bantuan dari pihak lain.

Wang juga mengatakan, bagi warga miskin penerima manfaat rehabilitasi, boleh menambah pendanaan atau melakukan swadaya jika dirasa anggaran dari Bankeu tersebut dinilai tidak cukup untuk mendanai rumah yang akan direhab.

"Misalnya, anggaran yang dibutuhkan untuk membeli material untuk menjadikan rumah layak huni sebesar Rp40 juta, sementara berdasarkan hitungan pemilik rumah perlu anggaran Rp45 juta, maka kekurangannya itu yang ditambah oleh pemilik rumah, namun harus kita pastikan dulu bahwa material tambahan itu sudah ada," katanya.

Secara total se-Kabupaten Mahulu, tahun ini Bankeu diberikan untuk 50 kampung yang tersebar pada lima kecamatan nilainya mencapai Rp25 miliar, sehingga jika dibagi rata, maka nilai yang diperoleh kampung rata-rata senilai Rp500 juta per kampung/desa.

Namun pembagiannya tidak bisa diratakan, tapi mengacu pada beberapa indikator, antara lain luas wilayah desa, sedikit atau banyaknya jumlah penduduk, jumlah warga miskin, dan memperhatikan faktor geografis atau akses menuju kampung penerima Bankeu. 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019