Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Sekitar 30 aktivis LSM Peduli Teluk Balikpapan, Rabu, berunjuk rasa menolak pembangunan Jembatan Pulau Balang yang merupakan rute penyeberangan Teluk Balikpapan melalui Pulau Balang karena dikhawatirkan akan merusak ekosistem kawasan tersebut.

Dalam aksi yang dilakukan di depan Kantor Gubernur Kalimantan Timur di Jalan Gajah Mada, Samarinda, tiga aktivis mengecat tubuh mereka sambil membawa bibit pohon yang mati sebagai simbol kekhawatiran akan matinya ekosistem jika pembangunan jembatan itu dilanjutkan.

Setelah melakukan orasi, sejumlah perwakilan pengunjuk rasa diterima masuk ke Kantor Gubernur untuk menyerahkan surat pernyataan mereka kepada Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.

Koordinator LSM Peduli Teluk Balikpapan, Sofian, mengatakan, surat tersebut berisi tiga tuntutan yakni meminta Gubernur untuk menerbitkan surat keputusan tentang Kawasan Teluk Balikpapan sebagai kawasan lindung, menghentikan pembangunan Jembatan Pulau Balang dan menolak Teluk Balikpapan ditetapkan sebagai kawasan industri.

Pembangunan Jembatan Balang menjadi isu yang kembali mencuat setelah munculnya ide pembuatan Jembatan penghubung Balikpapan-Penajam Paser Utara di jalur Kerok-Tanjung Batu

Dalam beberapa kali kesempatan, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak menegaskan bahwa pihaknya tetap bersikukuh pada satu pilihan soal akses penghubung Kota Balikpapan dengan Penajam Paser Utara yakni menuntaskan pembangunan Jembatan Pulau Balang.

Awang tidak mau menanggapi soal usulan pembangunan Jembatan Tanjung Batu dan memilih menunggu usulan itu dari daerah setempat.

Namun, katanya, Pemprov Kaltim hanya ada satu pilihan yakni membangun Jembatan Pulau Balang karena yang dibiayai APBN dan APBD Provinsi hanya Jembatan Pulau Balang.  (*)


Pewarta: Arief

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011