Pemerintah Desa (Pemdes) Bhuana Jaya di Provinsi Kalimantan Timur akan menggelar pelatihan budidaya kopi seiring prospek pengembangannya yang terbuka dan mengakomodir usulan kelompok tani dari hasil musyawarah sebelumnya.
"Rencana awal akan digelar pekan ini, tapi karena sekarang masih ada beberapa warga yang terlibat dalam persiapan Pemilu 17 April, maka pelatihannya akan digelar setelah pencoblosan," ujar Suwondo, Pj Kades Bhuana Jaya, Kecamatan Tenggarong, Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Selasa.
Rencana pelatihan budidaya tanaman kopi tersebut muncul saat musyawarah perencanaan pembangunan. Saat itu banyak petani yang menyarankan tentang sejumlah materi yang perlu disampaikan narasumber, agar warga setempat paham mulai dari proses penanaman hingga penanganan pascapanen.
Usulan dari kelompok tani tersebut terutama bagi mereka yang mempunyai lahan di daerah perbukitan atau tegalan, seperti milik beberapa petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Setia Tani B di RT 06 dan RT05. Kawasan ini terdapat lahan tegalan cukup luas.
Menurut dia, sebagian besar lahan tersebut hingga sekarang belum dimanfaatkan sehingga lahan milik warga ini tidak produktif. Hanya beberapa hektare lahan yang sudah dikelola petani untuk tanaman palawija.
Selain tanaman palawija, beberapa hektare lahan itu juga dimanfaatkan untuk tanaman hortikultura dan tanaman buah (perkebunan) seperti durian, pisang, dan sirsak madu. Kemudian sebagian kecil memanfaatkan untuk tanaman karet dan kopi.
"Dari sekian persen yang telah ditanami kopi tersebut ternyata sudah menghasikan, sehingga masyarakat sekitar yang masih memiliki banyak tegalan kosong ingin mencontoh mengembangkan kebun kopi produktif ini, maka kemudian mereka sepakat dilakukan pelatihan," tuturnya.
Ia juga mengatakan, tahun 2000 lalu di desa ini ada beberapa petani yang mengembangkan kebun kopi dan kakao, namun pangsa pasar dua komoditas ini waktu itu dinilai masyarakat tidak menjanjikan sehingga mereka kemudian menebang tanaman yang ada.
"Tahun 2000 lalu ada sekitar 300 hektare tanaman kakao dan kopi, namun karena tidak ada pembelinya, petani kemudian memusnahkannya dan beralih ke tanaman lain seperti pisang. Sedangkan lahan yang lokasinya datar kemudian dijadikan kawasan persawahan," kata Wondo.
Pelatihan budidaya kopi akan diikuti sekitar 30 orang peserta pemilik lahan. Kemudian ada sosialisasi dan diskusi yang dilaksanakan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) di RT 14, Dusun Binamulya, Bhuana Jaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019