Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) menyerahkan bantuan 72 mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan (M-Plink) kepada Dinas Komunikasi dan Informasi Kaltim.
Mobil berupa Mitsubishi Colt yang dimodifikasi khusus untuk membawa perlengkapan yang mampu menerima dan memancarkan sinyal internet itu ini diserahkan Staf Ahli Menkominfo Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya Dr Suprawoto kepada Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jauhar Effendi di Balikpapan, Jumat.
Mobil-mobil tersebut akan diteruskan ke 14 kabupaten/kota di seluruh Kalimantan Timur.
Bila perangkat internet mobil ini dioperasikan, yaitu berupa modem satelit yang listriknya disuplai dengan genset, maka akan terbentuk hotspot area hingga radius 100 meter dari mobil. Agar pemakaiannya terkontrol, pengguna baru bisa mengakses internet setelah mendapat password dari operator di mobil.
"Jadi selama ada BBM untuk genset dan mobilnya, dimana pun mobil ini bisa mencapai, di situ kita bisa buat jaringan internet," kata Jauhar Effendi.
Dari 72 unit yang didapat Kaltim, sudah terdistribusi 43 unit kendaraan. Sisanya ditunggu hingga akhir Desember ini karena masih dalam pengiriman ke Kaltim.
Bantuan tersebut hanya 72 kecamatan di Kalimantan Timur yang mendapat M-PLINK ini meski jumlah kecamatan seluruhnya adalah 136 kecamatan. Pembagian mobil M-PLINK, menurut Jauhar, berdasarkan kondisi geografis kecamatan-kecamatan tersebut.
"Seperti di Long Apari, Kutai Barat, terpaksa tidak dapat mobil ini karena kecamatan itu saja hanya bisa dicapai lewat Sungai Mahakam," katanya.
Kecamatan Long Apari jauhnya lebih kurang 48 jam dari Samarinda, ibukota Kalimantan Timur ke arah barat, bila menggunakan bus air, kapal penumpang yang terbuat dari kayu yang melayani tranportasi bagi warga hulu Mahakam. Dari Melak saja, ibukota Kabupaten Kutai Barat dimana Long Apari bergabung, jaraknya hampir 24 jam.
"Bahkan ada mobil M-PLINK ini yang mengalami kerusakan dalam perjalanan ke Melak,? cerita Jauhari. Jalan ke Melak sendiri membentang 350 km dari Samarinda dengan kondisi bervariasi.
kerusakan, karena memang medan jalan sulit," ujarnya.
Karena itu, pihaknya telah mengusulkan kepada Kominfo pengadaan M-PLINK dengan basis kapal.
"Itu sudah kita sampaikan usulan secara tertulis kepada Kementerian berdasar keadaan medan yang di kami temui di lapangan," katanya.
Selain itu penentuan jatah M-PLINK ini, jelas Jauhar dilakukan melalui rapat koordinasi dengan perwakilan ke-14 kabupaten/kota. Dalam rapat itu juga diminta masukan dan saran daerah yang lebih paham kondisi wilayahnya atau kondisi pemerintahannya.
"Seperti Bontang, mereka dapat jatah untuk 3 kecamatan tapi hanya minta dua saja karena anggaran operasional hanya cukup untuk 2 mobil," katanya.
Untuk tiga bulan pertama anggaran operasional seperti biaya beli BBM untuk mobil dan genset dan biaya perawatan ditanggung Pemprov Kaltim. Setelah tiga bulan, biaya itu diambil alih Pemkab atau Pemkot.
Untuk sementara ini juga internet dari M-PLINK gratis untuk umum. Pemkab atau Pemkot boleh menyewakan dengan harga di bawah tarif biasa warung internet atau hotspot area berbayar lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
Mobil berupa Mitsubishi Colt yang dimodifikasi khusus untuk membawa perlengkapan yang mampu menerima dan memancarkan sinyal internet itu ini diserahkan Staf Ahli Menkominfo Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya Dr Suprawoto kepada Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jauhar Effendi di Balikpapan, Jumat.
Mobil-mobil tersebut akan diteruskan ke 14 kabupaten/kota di seluruh Kalimantan Timur.
Bila perangkat internet mobil ini dioperasikan, yaitu berupa modem satelit yang listriknya disuplai dengan genset, maka akan terbentuk hotspot area hingga radius 100 meter dari mobil. Agar pemakaiannya terkontrol, pengguna baru bisa mengakses internet setelah mendapat password dari operator di mobil.
"Jadi selama ada BBM untuk genset dan mobilnya, dimana pun mobil ini bisa mencapai, di situ kita bisa buat jaringan internet," kata Jauhar Effendi.
Dari 72 unit yang didapat Kaltim, sudah terdistribusi 43 unit kendaraan. Sisanya ditunggu hingga akhir Desember ini karena masih dalam pengiriman ke Kaltim.
Bantuan tersebut hanya 72 kecamatan di Kalimantan Timur yang mendapat M-PLINK ini meski jumlah kecamatan seluruhnya adalah 136 kecamatan. Pembagian mobil M-PLINK, menurut Jauhar, berdasarkan kondisi geografis kecamatan-kecamatan tersebut.
"Seperti di Long Apari, Kutai Barat, terpaksa tidak dapat mobil ini karena kecamatan itu saja hanya bisa dicapai lewat Sungai Mahakam," katanya.
Kecamatan Long Apari jauhnya lebih kurang 48 jam dari Samarinda, ibukota Kalimantan Timur ke arah barat, bila menggunakan bus air, kapal penumpang yang terbuat dari kayu yang melayani tranportasi bagi warga hulu Mahakam. Dari Melak saja, ibukota Kabupaten Kutai Barat dimana Long Apari bergabung, jaraknya hampir 24 jam.
"Bahkan ada mobil M-PLINK ini yang mengalami kerusakan dalam perjalanan ke Melak,? cerita Jauhari. Jalan ke Melak sendiri membentang 350 km dari Samarinda dengan kondisi bervariasi.
kerusakan, karena memang medan jalan sulit," ujarnya.
Karena itu, pihaknya telah mengusulkan kepada Kominfo pengadaan M-PLINK dengan basis kapal.
"Itu sudah kita sampaikan usulan secara tertulis kepada Kementerian berdasar keadaan medan yang di kami temui di lapangan," katanya.
Selain itu penentuan jatah M-PLINK ini, jelas Jauhar dilakukan melalui rapat koordinasi dengan perwakilan ke-14 kabupaten/kota. Dalam rapat itu juga diminta masukan dan saran daerah yang lebih paham kondisi wilayahnya atau kondisi pemerintahannya.
"Seperti Bontang, mereka dapat jatah untuk 3 kecamatan tapi hanya minta dua saja karena anggaran operasional hanya cukup untuk 2 mobil," katanya.
Untuk tiga bulan pertama anggaran operasional seperti biaya beli BBM untuk mobil dan genset dan biaya perawatan ditanggung Pemprov Kaltim. Setelah tiga bulan, biaya itu diambil alih Pemkab atau Pemkot.
Untuk sementara ini juga internet dari M-PLINK gratis untuk umum. Pemkab atau Pemkot boleh menyewakan dengan harga di bawah tarif biasa warung internet atau hotspot area berbayar lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011