Lebih dari 2.000 karung berisi sedimen dan sampah berhasil diangkat peserta lomba membersihkan parit yang digelar Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III bekerja sama dengan Gerakan Merawat dan Menjaga Parit (Gemmpar) di Kota Samarinda, Minggu.
"Kami bersyukur karena lomba ketiga kalinya hasil kerja sama dengan BWS Kalimantan III ini berjalan sukses dengan perolehan sampah dan sedimen lebih 2.000 karung," ujar Ketua Gemmpar Samarinda, Khairil Marzuki Tanjung di tengah kesibukan mengatur peserta lomba di Jalan Merdeka, Samarinda.
Sedimen dan sampah sebanyak itu diperoleh dari peserta lomba yang jumlahnya sekitar 300 orang, mereka berasal dari 40 kelompok peserta utama dan 20 kelompok peserta partisipan. Satu kelompok rata-rata beranggotakan lima orang sehingga 5 orang kali 60 kelompok menjadi 300 orang.
Dalam lomba itu, setiap kelompok dibekali satu set perlengkapan yang terdiri atas cangkul, serok, keruk, keranjang, dan karung, sehingga melalui peralatan yang dibagikan oleh panitia tersebut masing-masing peserta menentukan siapa memegang apa agar sistem kerjanya terarah.
Menurut Markus, panggilan akrabnya, dalam menentukan juara ada beberapa kriteria yang dinilai oleh tim juri, antara lain kuantitas sedimen dan sampah yang diperoleh, kekompakan kelompok dalam lomba, totalitas individu dalam kelompok, dan kebersihan setelah lomba selesai.
Setelah dilakukan penilaian, terdapat tiga pemenang yakni juara pertama diraih Komunitas Teras, juara kedua diraih kelompok Bayur City, dan juara ketiga adalah kelompok Balakar Mugirejo.
Kepala BWS Kalimantan III Anang Muchlis, ditemui disela giat mengatakan, lomba digelar dalam rangkaian memperingati Hari Air Sedunia pada 22 Maret. Peringatan ini rutin dilakukan dengan berbagai kegiatan maupun lomba yang tujuannya untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya air.
Banyak hal yang rutin dilakukan pihaknya setiap peringatan Hari Air, antara lain kegiatan yang sifatnya memberikan pendidikan kepada masyarakat namun dikemas dalam beberapa hal, seperti melalui lomba memungut sampah dan sedimen seperti sekarang, kemudian lomba menggambar bagi anak bertema pelestarian sumber air.
"Ada pula pembuatan biopori di sejumlah lokasi, yakni lubang di tanah sebagai metode resapan untuk mengatasi genangan. Adapun lomba membersihkan drainase yang dilakukan kerja sama dengan Gemmpar ini bertujuan menyadarkan masyarakat agar tidak membuang sampah ke parit agar perjalanan air tidak tersendat, termasuk kesadaran merawat parit," kata Anang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019