"Pagi ini, satu korban kembali dibawa ke kamar mayat Rumah Sakit Parikesit Tenggarong. Namun, kami belum tahu identitas korban sebab saat ini masih dalam proses identifikasi," kata seorang petugas Posko Laporan Korban Runtuhnya Jembatan Kartanegara di Rumah Sakit Parikesit Tenggarong, Nurhayati, Sabtu.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan bahwa korban tewas tersebut masuk ke kamar mayat Rumah Sakit Parikesit Tenggarong sekitar pukul 08. 45 Wita.
Nurhayati yang juga staf Humas Sekretariat Kabupaten Kutai Kutai Kartanegara itu mengatakan korban ditemukan di sekitar Kecamatan Loa Kulu atau lebih lima kilometer dari lokasi ambruknya Jembatan Kartanegara.
Sebelumnya Ketua Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kalimantan Timur, Ajun Komisaris Besar, Budi Heryadi, menyatakan kemungkinan akan dilakukan tes DNA terhadap korban tewas ambruknya Jembatan Kartanegara, jika kondisi mayat sudah rusak dan sulit dikenali.
Sejak hari ketiga penemuan jasad korban ambruknya Jembatan Kartanegara kata Budi Heryadi, kondisi mayat sudah membengkak dan rusak.
"Identifikasi jasad dilakukan melalui pencocokan properti korban berdasarkan laporan keluarganya atau disebut proses 'ante morten' kemudian dianalisa oleh tim DVI pada proses 'post morten'. Setelah keduanya cocok, jenazah segera diserahkan ke keluarganya," katanya.
"Proses identifikasi jasad korban itu sampai hari keenam masih bisa dilakukan karena kondisi jenazah yang belum rusak parah sehingga masih bisa dicocokkan dengan properti yang disebutkan keluarganya. Namun, jika ada penemun mayat korban lagi pada hari ketujuh kemungkinan upaya tes DNA akan dilakukan untuk melakukan identifikasi tersebut," ucapnya.
Tes DNA, kata dia, dilakukan dengan mengambil sampel dari tubuh korban kemudian dibandingkan dengan sampel DNA dari anak dan istrinya.
"Hasil tes DNA itu maksimal sudah bisa diketahui setelah tiga hari," kata Budi Heryadi.
Hingga hari kedelapan (Sabtu) tercatat sudah 21 satu korban tewas ambruknya Jembatan Kartangera sehingga masih ada 18 korban yang diduga terjebak di bawah Sungai Mahakam. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011