Penajam, (Antaranews Kaltim) - Sejumlah nelayan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, terpaksa harus beralih profesi karena cuaca hujan serta angin kencang yang mengakibatkan gelombang laut tinggi sehingga berisiko bagi keselamatan nelayan apabila melaut.
    

Para nelayan yang ditemui di Penajam mengatakan, lebih memilih beristirahat atau melakukan pekerjaan lain sambil menunggu cuaca buruk serta gelombang laut tinggi kembali normal.
    
"Sejumlah nelayan ada yang beralih profesi menjadi kuli bangunan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga," jelas salah seorang nelayan Kerok Laut, Kecamatan Penajam, Rais.
    
Cuaca hujan serta angin kencang mengakibatkan gelombang laut tinggi sehingga membuat nelayan dengan perahu berukuran kecil takut untuk melaut.
    
Salah satu nelayan Tanjung Tengah, Kecamatan Penajam, Aspan mengungkapkan, ada juga sejumlah nelayan yang beralih pada kegiatan budidaya rumput laut, serta mengelola kebun kelapa.
    
"Untuk sementara, sebagian nelayan beralih pekerjaan dengan jadi pedagang pemasok kelapa muda, serta budidaya rumput laut untuk memenuhi kebutuhan keluarga." ujarnya.
    
Fahmi, salah satu nelayan Pantai Lango, Kecamatan Penajam mengaku, para nelayan takut melaut akibat hujan serta angin kencang yang mengakibatkan tingginya gelombang laut sehingga dapat mengancam keselamatan mereka.
    
"Saat cuaca buruk, kami memanfaatkan waktu untuk merawat perahu dan alat tangkap, seperti memperbaiki bagian perahu yang rusak atau mengecat ulang dan menjahit jala," ucapnya.
    
Dalam kondisi cuaca buruk dengan perahu nelayan yang kebanyakan berukuran kecil, tidak ada yang bisa dilakukan para nelayan selain istirahat atau tidak melaut.
    
Ada juga sejumlah nelayan yang lebih memilih beristirahat di rumah bersama keluarga sambil menunggu cuaca buruk kembali normal.
    
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga selama tidak melaut menurut Fahmi, para nelayan hanya mengandalkan tabungan dari hasil melaut sebelum cuaca buruk.

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019