Jakarta (Antaranews Kaltim) - Dua Desa di Provinsi Kalimantan Timur kembali  meraih penghargaan tingkat nasional dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) pada lomba terkait pelaksanaan Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD).

Dua Desa di Kaltim  dari Kabupaten Kutai Kartanegara  yang berhasil meraih penghargaan  tersebut  adalah  Desa Bhuana Jaya  terbaik ketiga  katagori D Informasi dan Transparansi Publik dan Desa Loa Duri Ilir  terbaik  pada kategori Indeks Desa Membangun (IDM).

"Lomda desa dan pendamping  dilaksanakan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan P3MD yang lahir seiring terbitnya UU No6/2014 tentang desa,"kata Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo di Jakarta.

Ia mengatakan P3MD merupakan upaya percepatan pembangunan desa dalam rangka pemenuhan infrastruktur kebutuhan dasar masyarakat dan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan.

Menurutnya pemberian penghargaan kepada Kepala desa/kampung dan pendamping berdasarkan penilaian memiliki komitmen dan kinerja baik dalam pelaksanaan P3MD di daerah. Kemudian  dapat merealisasikan program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa  sesuai  yang direncanakan.

 Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD)Kaltim, Moh Jauhar Efendi  mengatakan  prestasi  yang telah diraih  kedua desa tersebut merupakan   bentuk  kesungguhan dalam membangun dan mensejahterakan masyarakat desa .

"Penghargaan yang  diraih hendaknya  lebih memacu dan menjadi contoh desa-desa lainnya untuk membangun desa,"katanya.

Jauhar menjelaskan Kaltim sebenarnya mengutus empat perwakilan  Kepala Desa/Kampung pada  lomba tingkat nasional yang sebelumnya dilakukan penilaian tingkat Provinsi terbaik.

Empat Kepala Desa tersebut  adalah  Muchtar Kepala Kampung Maluang, Kabupaten Berau, Tusino  Kepala Desa Kertabakti, Kabupaten Paser, Suwondo Kepala Desa Bhuana Jaya, Kutai Kartanegara,  dan Fakhri Kepala Desa Loa Duri Ilir, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Namun Kaltim hanya berhasil  meraih dua penghargaan, karena proses penilaiannya cukup ketat. Tim melihat hasil evaluasi yang sudah dilakukan dan kemudian melakukan tahapan wawancara  untuk mengukur kesesuaian hasil evaluasi dengan pemaparan, sehingga dianggap layak diberi penghargaan.

Sementara untuk lomba desa P3MD berbeda dengan lomba desa dan kelurahan yang biasa dilaksanakan Kemendagri.

"Jika  Kemendagri bertujuan mengevaluasi kinerja pemerintahan desa dan kelurahan secara keselurahan, tetapi lomba desa  yang dilaksanakan  Kemendes PDTT hanya mengevaluasi kinerja pelaksanaan P3MD,"kata Jauhar.(*)

 

Pewarta: Arif

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018