Samarinda (Antaranews Kaltim) -  Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur bekerja sama dengan berbagai pihak berusaha mencetak manusia lanjut usia (lansia) menjadi tangguh, tetap aktif dan kreatif meski sudah tua.

"Melalui berbagai promosi dan sosialisasi kepada keluarga yang terdapat lansia dan bagi lansia itu sendiri, kami ingin mewujudkan lansia tangguh, yakni orang berumur di atas 60 tahun namun masih sehat, semangat, mandiri, kreatif, dan berkarya," ujar Kepala BKKBN Kaltim, Eli Kusnaeli di Samarinda, Kamis.

Hal itu dikatakan Eli saat membuka pertemuan Pengembangan Materi dan Media Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Kelanjutusiaan sesuai Kearifan Lokal, yang dihadiri oleh dinas terkait dan sejumlah lembaga yang berempati terhadap lansia yang digelar di BKKBN Kaltim.

Dalam pertemuan ini terdapat tujuh dimensi media yang akan dikembangkan dalam pembangunan keluarga lansia tangguh, yakni dimensi spiritual, intelektual, fisik, emosional, sosial kemasyarakatan, profesional vokasional, dan pendekatan berdasarkan dimensi lingkungan. 

Sedangkan untuk mencetak lansia tangguh di luar pendekatan tujuh dimensi itu adalah dengan melalui promosi), pencegahan terhadap berbagai jenis penyakit, pengobatan, dan melakukan rehabilitasi (pemulihan).

Ia menyebut bahwa masing-masing dimensi tersebut memiliki peran dan fungsi berbeda, namun semuanya memiliki peran yang sama penting dalam upaya membahagiakan lansia, sehingga dampak dari kebahagiaan ini, maka lansia tetap sehat dan berumur panjang sehingga indeks pembangunan manusia (IPM) Kaltim juga meningkat.

Misalnya, lanjut Eli, pada dimensi lingkungan, yakni semua hal yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia, sehingga lingkungan tersebut harus ramah lansia baik lingkungan fisik maupun nonfisik.

Lingkungan fisik meliputi tempat beraktifitas, kondisi yang bersih dan sehat, termasuk lingkungan yang aman dan nyaman. Sedangkan lingkungan bukan fisik meliputi mental spiritual dan lingkungan yang berkaitan erat dengan sosial maupun budaya.

Begitu pula untuk dimensi lain yang juga memiliki peranan penting.

Dalam pertemuan itu, muncul juga keluhan dari peserta diskusi, yakni Indana, selaku Ketua Bina Keluarga Lansia (BKL) Palapa Samarinda, karena dulu banyak lansia yang datang ke Posyandu karena mendapat obat, tapi semenjak adanya larangan pemberian obat, kini banyak lansia yang tidak datang ke Posyandu.

Namun demikian, lanjut Indana, pihaknya tetap aktif, yakni bagi mereka yang masih ke Posyandu, pihaknya mengajak senam dan memberikan makanan tambahan bergizi sambil menunggu petugas kesehatan datang, sehingga para lansia merasa dapat perhatian.

"Sedangkan bagi mereka yang tidak datang ke Posyandu Lansia, kami kunjungan ke rumah-rumah guna mengetahui kondisi fisik maupun psikis lansia agar bisa dilaporkan ke petugas kesehatan jika perlu penanganan khusus. Kami juga aktif mengunjungi lansia ketika ada arisan maupun kegiatan lain yang ada lansianya," kata Indana. (*)


 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018